Jakarta (pewarta.co) – Pandemi tak jadi halangan bagi Bima WP untuk memvisualisasikan lagu Jangan Dipaksa dalam kemasan videoklip. Bima WP total meluapkan ekspresinya bersama Febby Alandino, teman featuring-nya pada single terbarunya tersebut, Ring Back Tone resmi dirilis pada Senin 7 September 2020 di berbagai operator selular di Indonesia.
Videoklip lagu Jangan Dipaksa dari Bima WP feat. Febby Alandino menerapkan konsep dasar yang biasa diterapkan para musisi mancanegara, sehingga menambah satu lagi videoklip berkualitas di Tanahair yang baru saja diunggah di kanal YouTube Bima Wp.
Soal kain hitam yang jadi misteri pada videoklip Jangan Dipaksa, Bima WP saat kami wawancarai melalui akun Whatsapp-nya pada Senin (7/9/2020) mengatakan, “Konsep dasar videoklip ini awalnya dari saya, lalu dikembangkan oleh tim. Sangat simple, tidak banyak ornamen atau properti yang kami gunakan, berlatar kain hitam agar yang melihat videoklip ini langsung terfokus pada saya dan Febby.”
Bima WP dan tim sengaja tidak memberi jalan cerita di video ini. Mereka lebih ingin menonjolkan karakter penyanyinya yang tengah beraksi memainkan alat musik dengan vokalisnya yang lagi menghayati lagu, penuh ekspresi yang bergejolak.
Menurut Bima WP dan Febby Alandino, meskipun dengan konsep simple mereka tetap bisa membuat sebuah karya tanpa melibatkan banyak orang. Berawal dari niat, perencanaan dan yang terpenting langsung eksekusi tentunya. Aksi mereka berdua pada videoklip tersebut menggambarkan satu simbolik amarah dan kekecewaan, dimana dua orang yang saling berhadapan dan berdebat mengeluarkan unek-unek yang tak terbendung lagi. Tujuannya mencari solusi dalam sebuah masalah, tapi tetap bisa dilakukan dengan hal yang positif, walaupun terlihat seperti bertengkar. Dengan mengeluarkan unek-unek, mereka bisa tahu apa keluhan dari lawan bicara, agar bisa memecahkan masalah yang ada sesegera mungkin.
Efek pandemi covid-19 membuat Bima WP dan Febby Alandino lama vakum, mereka berharap bisa lagi tampil energik di atas panggung, mereka merasa cukup lelah perform secara virtual.
“Kami sangat puas saat jalani proses syuting videoklipnya, karena kami sudah lama tidak perform se-energik itu. Kebetulan AC di lokasi syuting sedang bermasalah, keringat pun membasahi badan kami. Tapi kami menghadapinya dengan rasa happy, penuh dengan tawa canda bersama tim,” kata Bima WP.
Syuting videoklip Jangan Dipaksa dilakukan di Teras Musik Wajik, Jurang Mangu, Ciledug. Fatah Hidayat, pemilik lokasi syuting selalu mendukung kegiatan bermusik Bima WP dan tim, mereka sudah sering melakukan kerjasama, sehingga tidak ada hambatan yang berarti. Teras Musik Wajik pun sering mengadakan acara musik, tempatnya banyak spot-spot yang keren. Sedari dulu Bima WP memang sudah punya tim produksi tersendiri untuk videoklip, walau cuma beberapa orang tapi cukup solid, dan mereka sering mengerjakan projek bersama.
Kusharyanto yang biasa dipanggil Mas Anto adalah videografer, dan sutradara yang sangat diandalkan Bima WP dalam penggarapan videoklip lagunya. Bukan pada projek video musik saja, sebenarnya mereka sudah sering mengerjakan projek video lainnya. Sedangkan Fery Febrianto adalah Roadmanager yang selama ini selalu ada dikegiatan bermusiknya. Pada videoklip Jangan Dipaksa, ia yang mencari view strategis, juga mengatur lighting untuk menunjang konsep yang telah direncanakan.
“Di videoklip lagu Jangan Dipaksa semua yang saya mau bisa terlaksana, dari karakter bermain gitar, aksi panggung, ekspresi, kostum, sampai hasil akhir videoklip ini. Walaupun dengan konsep yang simple, setiap membuat karya saya selalu optimis. Saya tidak terlalu memikirkan hasil, yang penting saya senang dan tulus melakukannya dengan maksimal. Apalagi ini projek saya sendiri, saya yakin proses tidak akan mengkhianati hasil,” kata Bima WP. (red)