Brebes (pewarta.co) – Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin, S.I.P., secara resmi membuka Latihan Penanggulangan Bencana Alam Erupsi Gunung Slamet Di Wilayah Kabupaten Brebes Tahun 2020 di lapangan Desa Dawuhan Kec. Sirampog Kab. Brebes, Selasa (3/11/2020).
Kolonel Dwi Lagan menyampaikan, latihan terpadu penanggulangan bencana alam dilaksanakan untuk mendapat gambaran tentang kemampuan dan kesiapsiagaan operasional Kodim 0713/Brebes dalam penanggulangan bencana alam.
Selain itu, kegiatan ini juga untuk menguji validitas Rencana Tindakan Kontijensi (Rentikon) Protap dalam rangka perbantuan TNI kepada Pemda serta untuk mensinkronkan langkah dan tindakan TNI dengan Polri, Pemda, BPBD, Ormas, LSM, Relawan dan masyarakat agar terdapat kesamaan visi, persepsi dan interpretasi tentang prosedur dan tindakan teknis dalam penanggulangan bencana alam di wilayah Brebes.
Latihan terpadu penanggulangan bencana alam dengan tema ”Korem 071/Wijayakusuma Melaksanakan Tugas Bantuan Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Penanggulangan Bencana Alam Erupsi Gunung Slamet” di wilayah Kabupaten Brebes yang diikuti sekitar 134 personel.
“Bencana alam merupakan suatu peristiwa luar biasa yang dapat menimbulkan kerugian bagi kita semua, baik harta benda maupun jiwa. Karena itu, dalam penanganan bencana alam diperlukan langkah-langkah yang cepat, tepat dan terintegritas sehingga bencana alam tersebut dapat tertangani dengan optimal, mulai tahap prabencana, mitigasi dan pasca bencana”, tegas Danrem.
Lebih lanjut Danrem menjelaskan, manajemen bencana sangat diperlukan bagi seluruh stake holder dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Masyarakat juga harus memiliki kesadaran dan tanggap terhadap bencana alam khususnya masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana.
“Harus dipersiapkan sejak dini untuk mengantisipasi terjadinya bencana, dengan meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap tanda-tanda alam/gejala-gejala akan terjadinya bencana”, ungkapnya.
Danrem berharap dengan digelarnya latihan ini mampu mengeliminir jatuhnya korban jiwa, termasuk pentingnya pemetaan wilayah-wilayah atau daerah-daerah rawan bencana oleh BPBD. Sehingga masyarakat yang tinggal diwilayah itu akan lebih tanggap dan waspada. (red)