Papua (pewarta.co) – Penyakit Filariasis masih menjadi salah satu penyakit yang sering terjadi di Indonesia khususnya daerah wilayah perbatasan. Data dari Kementrian Kesehatan menyebutkan bahwa dari 514 Kabupaten/kota sekitar 278 Kabupaten/kota di seluruh Indonesia termasuk Papua merupakan wilayah endemik penyakit Filariasis.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh Dokter Satgas Pamtas Yonif PR 328/DGH dr. Rizky bersama 3 personel tim kesehatan. “Wilayah perbatasan merupakan daerah yang rawan akan penyebaran wilayah penyakit Filariasis ini,” Ujar dr. Rizky.
Narasumber kegiatan Sosialisasi, Ibu Lita Renata Sianipar, SKM., M. Epid. Mengatakan bahwa penyakit Filariasis disebarkan melalui gigitan nyamuk yang terjangkit cacing.
“Untuk penyakit ini tidak dapat disembuhka apabila sudah terjadi kecacatan, dan kita hanya dapat mencegah agar tidak terkena dengan rutin meminum namun tidak membuat cacing ini mati akan tetapi mencegah untuk berkemang biak didalam tubuh,” Jelas Ibu Lita.
Ditambahkan dr. Rizky bahwa Satgas berperan untuk mensosialisasikan pencegahan penyebaran penyakit Filariasis di wilayah perbatasan dan pemberian obat sehingga Masyarakat dapat terhindar dari penyakit.
“Wilayah penyebaran melalui nyamuk sehingga daerah-daerah yang terdapat sawah, rawa, tanaman air, got dan tempat-tempat yang dapat menampung air dapat menyebabkan penyebaran penyakit ini,” Tambahnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kadistrik Muara Tami, Kepala Lurah Koya Timur, Kepala Puskesmas Koya Barat, Danramil Muara tami, Kapolsek Koya Barat, Kepala Kampung Skouw Mabo, Pendeta GKI Rafidim, Kepala Kampung Mosso, perwakilan SDN Inpres Koya Barat, Koya Timur dan Koya tengah dan SDN Holtekamp serta perwakilan jemaat Gereja dan Pondok Pesantren Hidayatullah. (red)