Aceh (pewarta.co) – Aksi unjuk rasa yang dilakukan elemen mahaiswa dan santri (Emsi) Aceh di Bundaran Simpang Lima, Kuta Alam Banda Aceh, Rabu (29/5/2019) sore sekira pukul 16.45 wib untuk memberikan dukungan kepada Polri dan TNI untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah NKRI.
Selain itu, mereka mendukung untuk menindak tegas pelaku anarkis dan aktor intelektual di balik aksi 21 dan 22 Mei di Jakarta yang telah memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.
Aksi unjuk rasa EMSI Aceh tersebut dipimpin Tgk Miswar sebagai penanggung jawab dan koordinator lapangan adalah Irhas dengan massa berjumlah lebih kurang 100 orang.
Mereka berunjuk rasa dengan cara orasi dan membagikan selebaran kepada sejumlah masyarakat yang melewati lokasi tersebut.
Dalam aksinya massa membawa alat peraga berupa karton yang bertuliskan, Kita sudah nyaman, Hoax Keu Pangkai, Kanjai keu Laba, Adu ayam saja haram, apalagi Adu Domba, Provokasi bukan Budaya Kita, Budaya Kita Berlomba dalam Kebaikan, Pak Pol Jangan Kasih Kendor, Cukup barang aja pecah belah, Kita jangan,Taat Hukum adalah Budaya Kita, Jangan sampai berhenti di anak bawangnya, Bandarnya juga diproses sesuai UU, Kebas Juga Pegang Karton Provokasi Ga Baik, Jangan Ditiru ya, Aman, plis, Kami sedih, Kami prihatin, Rela tangan kebas demi kenyamanan bersama, Aceh dineuk dipeukaru? Oo tidak semudah itu Ferguso.
Adapun penyampaian orasi bersama yang disampaikan oleh Tgk. Miswar dan Irhas adalah sebagai berikut :
a. Kita Jangan mau dipecah belah oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan.
b. Kita jangan sampai terpecah belah dari kepentingan-kepentingan dan harus terus bersatu dan menjaga persatuan Republik Indonesia.
c. Kita sudah nyaman dengan keadaan damai seperti saat ini.
d. Kita jangan sampai terpengaruh oleh berita hoax yang dapat memecah belah kita sendiri.
e. Kami mendukung aparat untuk menumpas provokator aksi di Jakarta.
f. Masyarakat Aceh mendukung penuh TNI Polri untuk menjaga keamanan dan perdamaian.
Dalam orasinya juga menuntut sebagai berikut:
a. Mengajak Masyarakat untuk tidak terprovokasi isu kericuhan destruktif di Jakarta dan mencegah terjadi kericuhan di Aceh.
b. Masyarakat harus cerdas dalam menilai apa yg telah dilakukan Polri dan TNI dalam penanganan aksi 21 dan 22 mei di jakarta, itu adalah tindakan tegas dan terukur terhadap adanya kelompok massa provokatif yg menyusup ke massa pengunjuk rasa sehingga untuk itu memang sudah sepantasnya aparat keamanan menaikkan eskalasi pola pengamanan, dan jangan karena itu lantas menuduh Polri dan TNI telah melakukan kesewenang-wenangan.
c. Mendukung Polri dan TNI untuk usut dan tindak semua orang dibalik kerusuhan 21 dan 22 Mei di Jakarta lalu tanpa pandang bulu.
d. Mengapresiasi semangat Polri danTNI dalam menjaga persatuan dan keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
e. Mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi terhadap isu hoax yang tidak memantik kebahagiaan.
f. Mengajak tokoh masyarakat dan elite politik khususnya di Aceh untuk tidak mengeluarkan statement yang dapat memecah belah persatuan dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat dengan memanfaatkan issue yg terjadi di Jakarta.
g. Kami meminta kepada seluruh elit politik Nasional untuk tidak lagi memberikan statement-statemen yang provokatif, sejukkanlah negeri ini lewat perkataanmu. (cici/red)