Medan (Pewarta.co)- Perasaan bahagia menyelimuti pasangan suami istri, Izir Ismanto bin Syahrulsah dan Maulina Yusita. Pasalnya, penantian 11 tahun naik haji akhirnya terwujud setelah keduanya terpilih sebagai calon jamaah haji (CJH) yang tergabung dalam Kloter 1 asal Kota Medan.
Hal itu diungkapkan Yusita, yang merupakan seorang guru sekolah dasar di salah satu SD negeri di Jalan Sisingamaraja, Medan. Kata dia, seharusnya, ia dan suami berangkat haji pada pada tahun 2019 silam.
“Kami dipanggil katanya kami penundaan, jadi dari Depag (Kemenag Medan) mengeluarkan surat pernyataan nami keluar tapi tidak berangkat. Karena didulukan yang lansia, jadi kami ngalah,” katanya kepada wartawan, di Asrama Haji Medan belum lama ini.
Kemudian, sambungnya, pada tahun 2020 nama Yusita dan suami kembali terdaftar sebagai CJH yang akan berangkat ke tanah suci. Namun, kata dia, saat itu pemerintah Arab Saudi menutup sementara aktifitas ibadah haji lantaran pandemi Covid 19.
Impiannya bersama suami untuk berangkat haji pun terpaksa harus tertunda hingga tahun 2021.
“Alhamdulillah pada tahun 2022, doa kami dikabulkan untuk berangkat haji,” ucapnya.
Saat diumumkan sebagai salah satu jamaah yang akan berangkat ke tanah suci, Yusita dan suami mengaku bahagia dan bersyukur. Apalagi dengan jumlah kuota yang terbatas, keduanya dipilih untuk berangkat haji merupakan buah kesabaran dari penantian panjang.
“Aduh bersyukur kalilah kepada Allah SWT, karna udah lama kan. Senang lah, gak tau lagi macemana bilangkannya, sampai nangis-nangis gitu,” ujar wanita berhijab putih-putih ini, yang turut ditimpali suaminya.
Tahun 2022 ini benar-benar barokah lah buat kami. Insyaallah tahun depan abang dan kakak berangkat.
Suami istri ini nanti akan mendoakan yang terbaik untuk seluruh keluarganya, bila telah sampai di tanah suci.
“Untuk anak-anak, abang, kakak, saudara-saudara insyaallah bisa berhasil di Mekah, amin ya Allah,” kata keduanya.
Yusnita menceritakan, kedua warga Jalan Garu 1 Medan ini telah mendaftar berangkat haji sejak 2011 silam. Saat kata dia, ia mengumpulkan uang dari penghasilannya sebagai guru SD dan suaminya yang pekerja wiraswasta.
Saat itu, ia dan suami sudah bertekad untuk menjalankan Rukun Islam Kelima tersebut.
“Insyaallah selalu ada rezeki kalau sudah niat (haji),” pungkasnya. (red)