Medan (Pewarta.co) – Tahun 2024 ini perekonomian Sumatera Utara diprakirakan terakselerasi pada kisaran 4,5-5,3 persen (yoy) yang didorong optimisme permintaan domestik, penyelenggaraan Pemilu dan PON Sumut.
Lalu, berlanjutnya program perlindungan sosial Pemerintah, prospek investasi Sumut yang tetap kuat, dan permintaan sawit domestik yang tetap tinggi seiring berlanjutnya program hilirisasi industri B35 dan B40.
Selain itu, inflasi gabungan 8 kota IHK Sumatera Utara diprakirakan terjaga dalam sasaran inflasi 2,5±1 persen.
“Inflasi Sumut didorong oleh masih terbatasnya pasokan akibat kebijakan proteksi dari negara mitra dagang,” kata Kepala perwakilan Bank Indonesia Sumut I.G.P Wira Kusuma pada Bincang Bareng Media (BBM) di Medan, Selasa (30/4/2024).
Kemudian, sebut Wira, peningkatan permintaan seiring Pemilu dan PON Sumut, potensi kenaikan tarif cukai rokok 2024, fenomena El Nino yang diprakirakan hingga April 2024, serta konflik geopolitik dan disrupsi jalur dagang.
Untuk itu, dalam menjaga inflasi di Sumatera Utara, Wira juga menekankan untuk bisa menjaga suplai di hari-hari besar keagamaan, dalam hal ini TPID dikomandoi Provinsi Sumut yang sudah memiliki langkah-langkah yakni melakukan operasi pasar.
Kemudian bekerja sama dengan Bulog seperti apa stok pangan dan seterusnya.
“Mudah-mudahan dengan langkah-langkah seperti itu dan kerja sama yang baik Pemerintah Provinsi, Bulog, BI dan kementerian terkait bisa menjaga itu. Jadi kalau permintaan ini tidak bisa kita halangi maka suplai dan permintaan harus seimbang,” tuturnya.
Wira juga mengungkapkan, inflasi tahunan Sumatera Utara berada dalam rentang sasaran. Tercatat Maret 2024 Sumatera Utara mengalami inflasi bulanan (mtm) 0,72 persen, meningkat jika dibandingkan bulan lalu sebesar 0,41 persen.
“Seluruh kab/kota IHK Sumut mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Labuhanbatu sebesar 1,62 persen dan terendah di Karo 0,12 persen,” ujarnya.
Menurutnya, inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Ke depan, sebutnya, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024. (gusti)