Medan (Pewarta.co)-Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah terus mengingatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat dan seluruh instansi terkait dalam pengembangan kawasan Tangkahan – Bukitlawang agar berbasis masyarakat. Tanpa partisipasi masyarakat, mustahil pariwisata dapat berjalan secara berkelanjutan.
“Setelah berkunjung ke Jogja, kita sudah melihat memang daerah pariwisata akan semakin baik dan terjaga atau berkesinambungan bila ada keterlibatan masyarakat secara langsung. Tidak hanya semata-mata terlihat dalam pembangunan fisik saja tapi juga mereka jadi pelakunya,” ujar Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah dalam rapat lanjutan pengembangan Tangkahan – Bukitlawang di ruang rapat Kantor Gubernur, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Senin (3/1/2021.
Melibatkan masyarakat ini, lanjut Ijeck, dengan melalui pemberdayaan masyarakat dalam berbagai kegiatan kepariwisataan sehingga manfaat dari pariwisata sebesar-besarnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Seperti yang dilakukan di Jogjakarta dengan mendirikan Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang dikelola langsung oleh warga.
“Dari kunjungan kemarin ke Jogja kita sudah melihat bagaimana kementerian terkait terlibat dalam pendampingan masyarakat melalui Balkondes. Pendampingan secara langsung dilakukan, bagaimana UMKM didorong, wisata diciptakan dan berhasil. Hal baik ini kita mau dorong bisa dilakukan juga di sini,” ujar Ijeck.
Menanggapi hal ini, Kepala Bappeda Langkat Rina W Marpaung menyampaikan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan tujuh desa pariwisata yang akan dilibatkan dalam pengembangan Tangkahan dan Bukitlawang. Empat di antaranya di Kecamatan Bahorok dan tiga lainnya di Kecamatan Batang Serangan.
“Hari Kamis, Pak Bupati sudah lakukan rapat khusus terkait perencanaan dan penetapan yang akan kami laksanakan di Kecamatan Bahorok yakni di Desa Timbang Jaya, Desa Sampe Raya, Desa Timbang Lawan dan Desa Perkebunan Bukitlawang. Sementara di Kecamatan Batang Serangan ada tiga desa, diantaranya Desa Sei Musam, Desa Sei Serdang dan Desa Namo Sialang,” ujarnya.
Pihaknya, lanjut Rina, juga telah melakukan survei untuk melihat kelebihan dan kekurangan ke desa-desa tersebut bahkan pihaknya juga tengah melakukan proses MoU dengan perusahaan sebagai ‘ayah angkat’ dari desa wisata tersebut. Satu di antaranya di Desa Sampe Raya, bekerja sama dengan PT Musa Utjing dengan wisata yang diangkat bunga bangkai, landak river, perkebunan salak, camping ground, kerajinan atap rumbia dan kesenian Karo.
Sementara itu untuk di Tangkahan, satu di antaranya Desa Sei Musam bekerja sama dengan PLTU dengan wisata yang ditawarkan air terjun 27 tingkat, pohon raksasa, air panas glugur, goa kelelawar dan ternak lebah.
“Seperti yang telah disampaikan Pak Wakil Gubernur, pembangunan ini tidak bisa hanya dengan anggaran desa, kabupaten dan provinsi saja, maka untuk kita melakukan kerja sama dengan perusahaan,” katanya.
Melalui survei yang dilakukan, Rina juga melaporkan infrastruktur jalan untuk menuju desa wisata di Tangkahan sangat minim. “Aksebilitas kami laporkan untuk Bukitlawang, ruas jalan provinsi Binjai – Bukitlawang ada sepanjang 56,4 km kondisi mantab 50,2 km sisanya rusak. Sementara ruas jalan Tanjung Selamat sampai Tangkahan sepanjang 37,7 km kondisi mantab 22,9 km sisanya 14,8 rusak berat,” ujarnya.
Masalah lain selain infrastruktur jalan, di antaranya listrik di Bukitlawang dan Tangkahan yang sering padam, jaringan internet lemah, ATM belum tersedia, pembangunan poliklinik, dan lainnya.
Sementara itu, untuk atraksi dan promosi pihaknya mengaku telah menyusun program Pekan Budaya, Event Junggle Trail Running, Tour to Bulungan, Rafting, Tubing, Festival Kuliner, Festival Bukangta Tahunan. Selanjutnya di Tangkahan ada Mandi Gajah dan Festival Durian Tangkahan.
“Kami sudah mencoba pemasangan billboard, update aplikasi Langkat Tourism berbasis android. Berkerja sama dengan influencer dan ini juga kami memohon bantuan Wagub dan kami juga mencoba menawarkan paket wisata. Sebagai tambahan, anciliary kami juga membuat Perbub untuk ikon Bukitlawang dan Tangkahan, Keputusan Bupati Langkat tentang desa wisata sudah penandatanganan, dan kami juga tengah menyiapkan MoU dengan akademisi dan pemerhati pariwisata, MoU dengan BUMN terkait pengembangan Balkondes dan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Bappeda Yosi Sukmono didampingi Kepala Bappeda Sumut Hasmirizal Lubis juga memaparkan pola pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku kegiatan pariwisata dan rencana aksi pengembangan aksebilitas ruas jalan Bukitlawang dan Tangkahan hingga rencana aksi wisata dengan konsep one stop destination di Timbang Jaya dan Sampe Raya.
Hadir dalam acara Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Wakil Ketua DPRD Mustafa Harun Nasution, anggota Dewan Riset dan Inovasi Daerah Sumut Tohar Suhartono, Solahuddin, Prof Hamid, Komisaris Utama Independen Bank Sumut Brata Kusuma, Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat Indra Salahudin, Direktur Pascasarjana Poltekpar Medan Rizal beserta jajaran, Kepala OPD Pemprov Sumut dan Pemkab Langkat. (ril)