Medan (Pewarta.co) – Berinvestasi di pasar modal, khususnya investasi saham menjadi tren para investor muda saat ini.
Pandemi COVID-19 yang membuat banyak aktivitas yang biasanya dilakukan di luar, kini harus dialihkan menjadi work from home (WFH).
“Namun, hal ini justru membuat pasar saham semakin bergairah, karena proses investasi saham dapat ditransaksikan secara online. Artinya, di manapun investor berada, transaksi saham bisa dilakukan,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution, Sabtu (12/2/2022).
Namun perlu diingat, ujarnya, bertransaksi saham tidak semudah mentransaksikan barang, misalnya makanan yang lebih berwujud dan bisa dirasakan atau dicicipi.
Sedangkan, saham tidak berwujud dan tidak bisa dirasakan.
“Oleh karena itu, perlu melakukan analisa atau mempelajari terlebih dahulu, saham-saham apa yang mau dibeli sebagai instrumen investasi,” tukasnya.
Ada dua cara menganalisa saham, yaitu analisa fundamental dan analisa teknikal.
Tujuan utama dari analisa saham yakni membedah dan menelaah saham perusahaan tertentu untuk melihat serta menilai kinerjanya selama ini. Sehingga calon investor bisa menentukan apakah saham yang dipilih layak untuk dibeli atau tidak.
“Yang dimaksud dengan layak adalah apakah saham tersebut bisa memberikan profit (keuntungan) atau tidak,” sebutnya.
Pertama, analisa saham fundamental, yaitu analisis yang bertujuan untuk mempelajari kondisi keuangan perusahaan, agar bisa mengetahui sektor usaha, karakteristik operasional perusahaan, dan prospek bisnis perusahaan.
Calon investor akan memahami seperti apa perusahaan yang akan mereka miliki sahamnya. Misalnya, apakah perusahaan tersebut sektor usahanya rentan terhadap krisis ekonomi, atau apakah perusahaan tersebut jenis bisnisnya tetap dibutuhkan masyarakat meskipun dalam situasi ekonomi yang sedang tidak baik.
Analisa fundamental juga melihat bagaimana pertumbuhan usaha perusahaan dalam rentang waktu tiga, lima, atau beberapa tahun ke belakang. Apakah terus bertumbuh atau ada pasang surut. Lebih dalam lagi, bisa dipelajari siapa target market perusahaan misalnya, dan lain sebagainya.
Analisa fundamental perusahaan ada yang disebut top down, yaitu melihat gambaran perusahaan secara umum.
Ada empat poin yang perlu dilihat yang akan berdampak pada kinerja perusahaan ketika menganalisa dengan cara ini, yaitu, kondisi makro ekonomi global, kondisi makro ekonomi dalam negeri, prospek pertumbuhan per sektor usaha, dan fundamental perusahaan.
Ia menegaskan, jika dampaknya dinilai baik terhadap perusahaan, maka saham tersebut layak dimiliki.
Pendekatan berikutnya, analisa saham fundamental secara bottom up, yaitu melihat aspek terperinci dari kinerja suatu perusahaan, yaitu dengan membaca detail laporan keuangan perusahaan. Pendekatan ini mengharuskan investor melakukan kajian lebih dalam, dan waktu yang cukup.
Namun, bisa dibantu dengan membaca hasil analisa kinerja perusahaan yang sudah dibuat para analis perusahaan efek.
Calon investor bisa mendapatkan analisa saham saat membuka rekening efek di Perusahaan Efek.
Kedua, analisa saham teknikal yang menggunakan pendekatan teknis dengan penggunaan dua metode. Metode klasik menggunakan chart harga saham, untuk mempelajari pola serta tren harga saham.
Sementara itu, metode modern menggunakan berbagai indikator dengan algoritma atau rumus statistik untuk bisa menggambarkan grafiknya.
Melalui analisa teknikal, investor dapat melihat kondisi pasar saat ini berdasarkan histori harga di masa lalu. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan gambaran harga saham di masa mendatang.
Melalui analisa teknikal, investor bisa menentukan waktu yang tepat untuk membeli saham. Biasanya analisa teknikal dilakukan investor yang menjadi trader (aktif bertransaksi) sebagai acuan saat menentukan saham-saham yang berpotensi memberikan profit dalam jangka pendek. Sementara analisa fundamental biasanya dipilih oleh investor jangka panjang. (gusti)