Medan (Pewarta.co) – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Indonesia Technology Alliance (ITA), dan Tsinghua University sepakat mendirikan AI Application Cooperation Center di Indonesia untuk memperkuat ekosistem.
Pengumuman kerja sama ini dilakukan pada ajang China–ASEAN AI Ministerial Roundtable 2025 pada Sabtu (20/9/2025) di Tsinghua University, Beijing, yang disaksikan Wakil Duta Besar RI untuk Tiongkok, Parulian George Andreas Silalahi.
Pusat kerja sama ini akan menggabungkan keunggulan Tsinghua University dalam teknologi terapan, misi ITA dalam mempercepat ekosistem digital Indonesia, serta peran Indosat sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan yang didukung AI Factory berdaulat pertama di Indonesia.
Fokus kerja sama ini terletak pada penerapan praktis AI di sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan agrikultur (ketahanan pangan), bidang yang menjadi prioritas pembangunan jangka panjang dan inklusi digital di Indonesia.
“Inisiatif ini hadir pada momen yang sangat penting bagi Indonesia,” ungkap Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Nezar Patria dalam siaran pers dilansir Pewarta.co, Senin (22/9/2025).
Seiring perjalanan menuju Visi Indonesia Emas 2045, AI telah menjadi fondasi untuk meningkatkan produktivitas, memperkuat layanan publik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi. Adaptasi solusi AI yang selaras dengan konteks sosial dan ekonomi Indonesia akan menjadi kunci dalam memperkuat daya saing nasional sekaligus memastikan transformasi digital yang inklusif bagi seluruh masyarakat.
Nezar berharap kolaborasi ini juga menjadi landasan bagi potensi kemitraan strategis antara National Development and Reform Commission (NDRC) of the State Council of the People’s Republic of China dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Republik Indonesia dalam pengembangan kapabilitas AI kedua negara.
Menurut Nezar, langkah ini menjadi penanda penting menuju era teknologi baru Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi seluruh pihak yang telah mewujudkan kolaborasi ini. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya, kita dapat mempercepat adopsi AI di Indonesia sekaligus memberi kontribusi bagi kemajuan teknologi, tidak hanya di kawasan, tetapi juga di tingkat global,” tuturnya.
Peran Indosat dalam inisiatif ini menjadi sangat krusial. Dengan basis pelanggan seluler terbesar dan infrastruktur jaringan yang luas, Indosat memiliki posisi strategis untuk menghadirkan inovasi AI dari laboratorium hingga ke kehidupan sehari-hari jutaan masyarakat. Mulai dari memperluas akses kesehatan, pendidikan, dan agrikultur digital hingga menyiapkan generasi baru talenta AI lokal, Indosat akan menjadi penghubung antara riset global dan kebutuhan nyata masyarakat Indonesia.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison,
Vikram Sinha mengatakan
AI dapat menjembatani kesenjangan sumber daya yang selama ini membatasi kesempatan yang setara bagi masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan agrikultur.
“Dengan bekerja sama bersama Tsinghua University dan ITA, kami ingin menghadirkan solusi AI yang aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan Indonesia, sekaligus menyiapkan generasi penerus talenta AI. Kemitraan ini sejalan dengan misi kami untuk memberdayakan Indonesia,” sebutnya.
Sementara itu, Academician Zhang Bo, Honorary Dean of the Institute for Artificial Intelligence di Tsinghua University, menegaskan peran panjang Tsinghua dalam penelitian AI.
“Tsinghua University mulai meneliti kecerdasan buatan sejak 1978 dan menjadi salah satu pelopor AI di Tiongkok,” ujarnya.
Ia menyoroti luasnya penerapan AI di bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, dan keuangan, serta perannya dalam mendorong pemerataan akses pendidikan dan distribusi sumber daya medis.
Zhang Bo menambahkan, kerja sama ini akan semakin memperdalam pertukaran pengetahuan dan kolaborasi teknis antara kedua negara di bidang kecerdasan buatan.
AI Application Cooperation Center ini ditargetkan mulai beroperasi awal tahun depan. Pusat ini akan menjadi hub pengembangan solusi AI dengan karakteristik khas Indonesia, melahirkan talenta lokal berdaya saing global, sekaligus menjembatani keahlian internasional dengan prioritas transformasi digital nasional.
Chairman Indonesia Technology Alliance (ITA), Dr. Justisiari P. Kusumah, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendorong kolaborasi yang mempercepat transformasi digital Indonesia.
“Kemitraan ini menunjukkan kekuatan sinergi antara visi pemerintah, keahlian industri, dan riset akademik dalam menghasilkan penerapan AI yang nyata. Dengan bekerja sama, kita dapat memastikan pengembangan AI di Indonesia bersifat inklusif, berdampak, dan sejalan dengan aspirasi jangka panjang bangsa,” katanya.
Kemitraan ini bukan hanya mencerminkan model baru kolaborasi teknologi Indonesia–Tiongkok, tetapi juga mempertegas komitmen Indonesia dalam membangun ekonomi digital yang tangguh, inklusif, dan berbasis inovasi, baik bagi masyarakat Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara.(gusti)