Medan (pewarta.co) – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Yusup Ansori mengungkapkan, perkembangan bank syariah di Sumut masih sangat tertinggal dibandingkan bank konvensional.
“Ini bisa dilihat dari kantor keuangan bidang syariah yang masih minim, yaitu 105 kantor yang tersebar di Sumut. Jumlah itu sudah termasuk kantor wilayah, cabang maupun cabang pembantu. Sedangkan konvensional ada 1.016 kantor yang tersebar di Sumut,” sebut Yusup Ansori pada Forum Diskusi ‘Perkembangan Lembaga Jasa Keuangan di Sumatera Utara bersama Media Partner’ di Medan, Selasa (19/3/2019).
Hadir pada forum diskusi itu Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) KR 5 Sumbagut Antonius Ginting, dan Deputi Direktur Pengawasan LJK dan Perizinan yang juga Kepala Humas Anton Purba.
Yusup Ansori mengakui memang hingga saat ini perkembangan bank syariah masih tertinggal, namun bukan berarti tidak berkembang.
“Tetap ada perkembangan pada pertumbuhan syariah. Namun di Sumut, konvensional masih banyak diminati masyarakat Sumut,” ujarnya.
Disebutkannya, untuk aset bank konvensional tercatat pada Januari 2019 Rp230 triliun dengan year on year (yoy) 1,54 persen. Sedangkan untuk bank syariah pada Januari 2019 menunjukkan Rp 6,4 triliun dengan yoy 9,96 persen.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) yakni tabungan, giro dan deposito masih Januari 2019 pada bank konvensional Rp215 triliun, year on year 1,51 persen. Sedangkan bank syariah 6,3 triliun dengan year on year 9,54 persen.
Selain itu, kata Yusup Ansori, untuk kredit bank konvensional Rp205 triliun pada Januari 2019, dengan year on year 5,18 persen. Sedangkan bank syariah Rp6,0 triliun dimana year on year 17,55 persen. Terakhir pada kedit macet, bank konvensional Rp2,60 persen, untuk bank syariah 4,32 persen.
Selain perbankan, kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Sumut juga masih sedikit. Untuk BPR di Sumut ada 84 kantor cabang. Sedangkan BPRS ada 6 kantor cabang di Sumut.
Yusup menambahkan untuk BPR dan BPRS, kinerjanya relatif baik. Pada Januari 2019, aset BPR Rp1,658 triliiun, naik 10,30 persen dibanding posisi sama tahun lalu (yoy). Aset BPRS Rp181 miliar, naik 15,70 persen dari posisi sama tahun lalu (yoy).
Begitu juga untuk angka total pembiayaan di Sumut yaitu Rp17,62 triliun dengan year on year 11,06 persen. Dengan perincian untuk pembiayaan macet 2,02 persen, pembiayaan konvensional Rp17,12 triliun, pembiayaan syariah Rp,53 triliun. (gusti/red)