Deliserdang (Pewarta.co)-Sebanyak 73 hektar lahan Hak Guna Usaha PTPN 2, Kebun Limau Mungkur, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara mulai ditanam ulang.
Karenanya, Direktur PTPN 2, Irwan Peranginangin meminta jajarannya bekerja secara serius dan fokus, sehingga target yang diinginkan tercapai.
Peranginangin menyampaikan hal itu pada acara penanaman perdana tanam ulang kelapa sawit di areal HGU kebun Limau Mungkur, Selasa, (4/7/2023).
Di depan Komisaris independen Bambang Setia Hidayat, SEVP BS Syahriadi Siregar dan SEVP OP Dedy Gurning dan GM Rayon Selatan Romulus Bram Sitompul dan sejumlah manejer, Irwan Perangin-Angin meminta jajarannya di kebun Limau Mungkur tidak lalai menghadapi tanaman baru yang akan mengisi areal 73 hektar.
Sebab, salah satu musuh utama kelapa sawit adalah hama yang bisa datang dari hewan ternak.
“Karena itu, jagalah secara benar. Agar areal ini bisa bebas dari hewan ternak. Sehingga, pertumbuhan tanaman bisa berjalan secara baik,” ujar Direktur PTPN 2.
Menurut Irwan Perangin-Angin, penanaman ulang areal 73 hektar di afdeling 1 Limau Mungkur ini ditargetkan selesai selama 10 hari kerja.
Dan ditargetkan dalam usia 30 bulan setelah tanam akan bisa dilakukan panen perdana dengan hasil 18 ton per hektar.
“Untuk tahun pertama kita harus bisa mencapai 6 ton CPO per hektar,” jelasnya.
Ditambahkan Irwan, tantangan yang dihadapi PTPN 2 saat ini memang tidak ringan.
Namun, yakinlah dengan kebersamaan dan keseriusan kita dalam menghadapinya, kita akan mendapatkan hasil yang kita harapkan.
Apa yang kini dicapai PTPN 2, bisa berada di urutan atas di jajaran PTPN Group, menurutnya adalah bukti keseriusan dan kerja keras yang dilakukan selama ini.
“Karena itu, kerja keras dan fokus terhadap kerja yang kita hadapi sebagai perusahaan perkebunan yang berorientasi kepada hasil produksi, menjadi kunci jika kita ingin tetap menjadi yang terbaik,” katanya.
Kondisi perusahaan yang semakin baik saat ini bisa dibuktikan dengan penyelesaian berbagai bentuk tanggungjawab PTPN 2, khususnya kepada kalangan purnakarya atau pensiun.
SHT atau Santunan Hari Tua terus dibayarkan secara berkala. Terakhir, para pensiunan juga mulai mendapatkan medali jubellium sebagai bentuk penghargaan kinerja yang telah dilakoni para purnakarya PTPN 2.
Dalam kegiatan penanaman ulang di tengah areal kebun yang baru dibebaskan dari warga penggarap itu, PTPN 2 juga memberikan santunan dan bingkisan kepada puluhan anak yatim dari sekitar kebun Limau Mungkur. (Rizky Zulianda)