Medan (Pewarta.co)-Sebanyak 649 lulusan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) diwisuda secara virtual, Senin (29/6/2020).
Langkah ini dilakukan UINSU ditengah pandemi Covid-19 yang harus membatasi kegiatan mengumpulkan banyak orang. Dalam wisuda virtual itu, UINSU tetap mengedepankan protokol kesehatan agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Kendati bentuknya berbeda, namun wisuda virtual ini tidak menghilangkan esensi bahkan kesakralannya,” kata Rektor UIN SU Prof Dr Saidurrahman MAg pada Wisuda Sarjana ke-73 UIN Sumut 2020 di Aula II UIN SU Jalan Williem Iskandar Medan Estate.
649 wisudawan tersebar dalam 8 fakultas serta 1 Program Pascasarjana dengan rincian 45 orang dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 94 orang dari Fakultas Syariah dan Hukum, 176 orang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 34 orang Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam, 178 orang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Bisnis, 2 dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS), 6 orang dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), 48 orang dari Fakultas Sains dan teknologi (FST), 63 orang untuk program pascasarjana. Dengan jumlah wisudawan ini, UIN SU telah mewisuda 49.624 alumni.
Diakuinya, wisuda konvensional tidak mungkin dilakukan karena melanggar protokol kesehatan yang telah ditetapkan dan harus dipatuhi.
“Tujuannya tentu saja agar kita dapat memutus mata rantai penyebaran covid 19,” tukasnya.
Rektor mengakui, satu sisi wisuda adalah satu keharusan dan menjadi prasyarat bagi terbitnya ijazah, untuk selanjutnya diserahkan kepada seluruh wisudawan.
Lewat wisuda virtual ini, sebut rektor, UINSU ingin menunjukkan keberpihakannya kepada wisudawan dengan kondisi apapun, termasuk pandemi covid 19 ini tak menghalangi hak memperoleh ijazah untuk selanjutnya digunakan apakah dalam rangka melanjutkan studi ataupun untuk mencari pekerjaan.
Disamping itu, lanjutnya, sebagai PTKIN terunggul di Sumatera, UINSU juga dituntut untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasinya.
Salah satunya secara keseluruhan terkhusus dosen-dosennya dituntut untuk melek digital atau literasi digital agar proses perkuliahan bisa berjalan.
Menurutnya bukan saja pendidikan dan pengajaran tetapi juga menyangkut penelitian dan pengabdian masyarakat.
Disamping kuliah daring, KKN UINSU juga praktik belajar lapangan (PBL) dilakukan dengan daring sejak pertengah Maret sampai saat ini.
“Kita telah menghentikan perkuliahan tatap muka. Artinya, selama pandemi, perkuliahan tetap berjalan. Hanya saja perkuliahan berpindah dari tatap muka, off line menjadi kuliah daring atau online,” tuturnya.
Menurut rektor, dalam kuliah daring mendapatkan banyak pelajaran berharga. Salah satu yang terpenting adalah, literasi digital atau melek digital menjadi sebuah keniscayaan.
Rektor melihat perkembangan ke depan, di semua ranah kehidupan baik itu sosial, ekonomi, politik, literasi digital menjadi satu keniscayaan. Artinya, jika ingin eksis di masa depan, kemampuan digital atau melek digital menjadi satu syarat.
“Jika tidak, kita tidak saja tertinggal tetapi tidak akan bisa berperan dan berkontribusi sama sekali. Apapun fakultas Anda, prodi dan bidang ilmu yang anda minati selama kuliah di UIN SU, maka mau tidak mau anda harus melek digital,” tegasnya.
Selain itu juga harus memahami bahasa coding yang memang berlaku di dunia digital itu. Untuk menguasainya diperlukan usaha mandiri untuk belajar, mengikuti pelatihan ataupun sejenis workshop.
Disebutkannya literasi digital itu saat ini penting karena digital itu hakikatnya adalah media, maka ilmu yang dipelajari selama S1, S2 bahkan S3, akan bisa didayagunakan sedemikian rupa, jika menguasai media digital.
Sisi lain dari pandemi Covid 19 ini, sarjana UINSU juga diminta perannya sesuai dengan bidang ilmu dan keahliannya masing-masing.
Bagi fakultas agama, apakah Ushuluddin, Dakwah, Tarbiyah, Syari’ah bahkan FIS dituntut untuk aktif membangun kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.
Begitu pula dengan lulusan fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam diharapkan peran sertanya untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk bisa bertahan ditengah pandemi.
Model bisnis yang seperti apa yang memiliki daya tahan dan relevansi di era ini. Demikian juga dengan pengelolaan keuangan keluarga di tengah pandemi.
Sedangkan bagi lulusan FST dan FKM, tentu dapat berperan lebih nyata dalam pencegahan penyebaran Covid 19, apakah dengan menggerakkan masyarakat untuk hidup sehat dan bersih ataupun bekerja nyata untuk memelihara lingkungan.
Rektor juga mengungkapkan, UIN SU saat ini sedang mempersiapkan program besar dalam rangka persiapan menuju Universitas Kelas Dunia.
Gagasan besar dan sedang berproses itu adalah, pola pendidikan Ma’had yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru.
Rektor meyakini, pola tersebut adalah pilihan yang paling mungkin dan sekaligus prospektif, jika berkomitmen untuk meningkatkan mutu lulusan UINSU sehingga dapat berkiprah dan bersaing di pentas global.
Dengan fokus pada peningkatan kemampuan bahasa asing, Arab dan Inggris, Tahfiz dan tahsin Al-Qur’an serta pembangunan karakter mahasiswa, rektor optimis kualitas dan kompetensi lulusan UINSU akan mengalami peningkatan signifikan.
Dia menegaskan, program Ma’had tidak dimaksudkan untuk memberatkan mahasiswa baru. Malah berbagai persoalan yang dihadapi calon mahasiswa telah diatasi dengan memberikan banyak kemudahan.
“Untuk yang pertama memang terasa berat. Ada kontroversi di sana sini. Namun saya yakin, pada masanya, program ini akan diterima bahkan dinantikan umat karena dampaknya yang signifikan pada peningkatan kualitas,” jelasnya.
Selain itu, UIN SU sudah menyelesaikan proses alih status tanah 100 hektar di Kualanamu.
“Kita ingin terus berkembang. UINSU saat ini bukan universitas kecil. Dengan 25000 mahasiswa dan hampir 700 dosen dan pegawai, UINSU memiliki modal yang cukup untuk terus berkembang,” kata rektor
Di tanah Kualanamu akan membangun fakultas Kedokteran dan fakultas Ilmu Kesehatan, membangun pusat pengembangan ekonomi digital dan kewirausahaan.
”Di sana juga kita akan membangun Rumah Sakit Internasional. Cita-cita besar ini membutuhkan kerja keras, kesungguhan dan tentu saja kesabaran dan ketabahan,” katanya.
Sedangkan gagasan besar yang ketiga katanya adalah, pengembangan bisnis di UIN SU Jalan Sutomo yang statusnya bukan dengan pinjam atau hak guna semata untuk mengembangkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan sekaligus pusat Bisnis. (gusti)