Medan (Pewarta.co)-Jumlah investor perorangan atau Single Investor Identification (SID) di pasar modal di Sumatera Utara cenderung meningkat.
Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Sumut mencatat hingga Desember 2019, jumlah investor mencapai 50.023 SID. Jumlah ini meningkat sebanyak 12.191 SID atau tumbuh 37,832 persen dibandingkan pada 2018, yakni 37.832 SID.
“Dari jumlah tersebut 40 persen dikuasai investor kalangan generasi milenial,” kata Kepala BEI Kantor Perwakilan Sumut, M Pintor Nasution pada workshop digelar di kantornya Jalan Juanda Medan, Selasa (18/2/2020).
Workshop bertemakan market update dan program kerja 2020 itu diikuti 35 wartawan yang juga menghadirkan narasumber Ade Rachmat Suryanto Head of Marketing Area 2 IndoPremier Sekuritas.
Pintor menuturkan, meski usia 41 tahun masih mendominasi kuasai pasar modal, namun saat ini terjadi trend pertumbuhan investor dari kaum milenial usia 18 sampai 35 tahun.
Menurut Pintor tumbuhnya kesadaran kaum milenial berinvestasi itu karena menyadari saat ini kehidupan semakin sulit jika hanya mengandalkan penghasilan saja.
“Apalagi jika ada kebutuhan yang membutuhkan dana relatif besar, misalnya untuk biaya menikah ataupun biaya kesehatan,” ujarnya.
Sedangkan dari jenis kelamin masih didominasi investor kaum pria lebih dari 50 persen dibanding wanita.
Pada workshop digelar untuk mensosialisasikan dan edukasi terkait produk terbaru di Pasar Modal Indonesia itu, Pintor juga menyebutkan jumlah investor di 33 kota/kabupaten di Sumut.
“Investor tertinggi berada di Medan yakni sebesar 30.616 SID diikuti Deliserdang 4.354 SID, dan Kota Pematang siantar 1.876 SID,” kata Pintor.
Sementara itu beberapa pencapaian lainnya yang diraih BEI selama 2019 meliputi pertumbuhan jumlah investor menjadi sebanyak 2,48 juta dan 688 perusahaan.
Sedangkan untuk nilai transaksi per hari mencapai Rp9,1 triliun, dan diikuti frekuensi perdagangan mencapai 469 ribu transaksi. Jumlah ini menjadi tertinggi di ASEAN.
Selain itu, terdapat 464 Galeri Investasi yang ada di seluruh Indonesia untuk menjangkau khalayak luas dalam memberikan edukasi dan sosialisasi terkait pasar modal.
Pada program kerja 2020 ini, kata Pintor pihaknya diberi target 15.000 investor baru. Jumlah ini naik dibandingkan target 2019 sebesar 13.000.
Disebutkannya dari target 13.000 tahun lalu tercapai sebanyak 12.191 dan tahun ini dirinya optimis akan mencapai target 15 ribu investor baru.
Untuk capai target tersebut, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi, go public ke perusahaan, kampus, dan kelompok masyarakat lainnya.
“Di tahun ini akan ada 48 kali sosialisasi ke daerah, kita buat juga bisnis meeting dengan para emitan dan ada pembukaan galeri di dua kampus,” katanya
Menurut Pintor, BEI juga memiliki beberapa target yang ingin dicapai dalam mengembangkan Pasar Modal Indonesia.
Target tersebut meliputi jumlah perusahaan yang dicatatkan di BEI, serta pengembangan infrastruktur BEI agar menjadi pasar yang teratur, wajar, dan efisien.
Pada workshop ini narasumber Ade Rachmat Suryanto Head of Marketing Area 2 IndoPremier Sekuritas membawakan pemahaman Pasar Modal Indonesia.
Ade dalam penyampaiannya menjelaskan tentang keberadaan saham dan keuntungan yang bisa diraih.
Dia juga mendorong agar warga
menjadi investor di pasar modal.
Karena menurutnya menjadi investor di pasar modal itu lebih menjanjikan keuntungan dibanding berinvestasi dalam bentuk menabung di bank ataupun menyimpan emas. (gusti)