Tapsel (Pewarta.co) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan (Tapsel), sangat konsekuen dengan konservasi di Ekosistem Batang Toru untuk menjaga kekayaan flora dan fauna, guna diwariskan kepada Generasi mendatang utamanya untuk melindungi keanekaragaman hayati, khususnya orang hutan dan habitat lainnya.”Pelestarian Alam di Tapsel program yang harus terus dilestarikan.Itu sudah harga mati,” ujar Bupati.
Bupati Tapsel H Syahrul M Pasaribu, menyampaikan upaya tersebut antara lain adalah dengan menerapkan program kawasan ekosistem esensial di bentang alam Batang Toru yang beririsan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Kawasan tersebut 60% berada di Tapanuli Utara, 30% berada di Tapanuli Selatan sedangkan 10% nya berada di Tapanuli Tengah, ujar Bupati saat dikonfirmasi atas kunjungan Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial KLHK RI, di ruang kerjanya, Selasa (15/10/2019).
“Bahwasanya Pemkab Tapsel sudah memberikan perhatian yang cukup baik kepada konservasi maupun upaya-upaya Pelestarian Lingkungan, sehingga Tapsel menjadi contoh kepada Kabupaten tetangganya untuk dapat memberikan upaya-upaya peningkatan konservasi ini,” ujar Bupati.
“Saya selaku Bupati Tapsel sangat mendukung upaya-upaya konservasi ini dengan konsekuen, dan saya juga sudah menunjukkan komitmen seperti menginisiasi adanya komitmen bersama dalam menjaga ekosistem Batang Toru, termasuk upaya-upaya pelestarian orang hutan dan habitat lainnya,” ujarnya.
Komitmen ini sudah diwujudnyatakan antara lain melalui penyusunan rencana detail tata ruang (RDTR) kawasan strategis Batang Toru dan sekitarnya. “Adapun muatan yang penting disitu adalah mendeliniasi koridor satwa liar dan koridor ini akan ditindaklanjuti dengan membentuk forum kolaborasi pengelolaan koridor dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait agar pengelolaan koridor ini bisa saling bersinergi,” terang Syahrul.
Lanjut Syahrul, ini juga merupakan tindak lanjut rapat yang pernah dilaksanakan pada bulan Juli yang lalu yaitu untuk membangun koridor orang hutan ataupun satwa liar lainnya yang ada di ekosistem Batang Toru, agar satwa-satwa liar tersebut dapat lebih leluasa bergerak baik dari selatan ke utara maupun dari barat ke timur.
Oleh karena itulah perlu dibangun suatu koridor, karena koridor inilah yang akan menjadi poin utama agar orang hutan yang ada di Area Penggunaan Lain (APL) bisa leluasa bergerak menuju habitat utamanya yaitu cagar alam Lubuk Raya, cagar alam Dolok Sipirok dan cagar alam Sibual-buali, sehingga dapat berinteraksi antara satu dengan yang lain atau kelompok populasi dengan populasi yang lain.
“Adapun dibangunnya koridor ini adalah untuk mencegah terjadinya imbreding atau perkawinan sedarah, karena perkawinan sedarah itu akan menimbulkan resiko keturunan yang tidak baik.”Imbuhnya.
Sedangkan Direktur Bina Pengelolaan Ekosisten Esensial pada Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Ir. Tandya Tjahjana, M.Si sangat menyambut baik atas konsekwennya Pemkab Tapsel terhadap upaya-upaya konservasi yang berwawasan kawasan ekosistem esensial dalam melindungi keanekaragaman hayati khususnya orang hutan
“Kawasan ekosistem esensial adalah ekosistem diluar kawasan konservasi.yang secara ekologi mengandung keanekaragaman hayati yang mencakup ekosistem alami dan buatan yang berada di dalam dan luar kawasan hutan. Kami berharap substansi kawasan ekosistem esensial seperti ini tidak hanya dikembangkan di Tapsel saja, akan tetapi dilakukan juga ke kabupaten tetangga lainnya. Sebab, jelajah orang hutan tidak hanya di Tapsel saja, tetapi juga meliputi kabupaten tetangga,” kata Tandya.
Turut mendampingi Bupati Tapsel, Asisten Ekbang, Staf Ahli Bupati Bid. Ekbang, Kadis Lingkungan Hidup, Kadis PU dan PR, Kadis Pertanian dan Kabag Humas dan Protokol sedangkan Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial didampingi oleh Staf Khusus Menteri LHK bidang Koordinasi Jaringan LSM dan Amdal Ir. Hanni Adiati, M.Si beserta jajarannya dan Kepala Balai BKSDA Provsu Dr. Ir. Hotmauli Sianturi, M.Sc.For beserta rombongannya. (Rts/red)