Medan (Pewarta.co)-Menjamurnya klinik kecantikan di Medan sejalan dengan meningkatnya kepedulian masyarakat kota ini akan perawatan kulit dan kecantikan.
Di Medan dokter yang praktek kecantikan itu sudah lebih daripada 256 orang.
Ketua Persatuan Dokter Antipenuaan, Wellnes, Estetik dan Regeneratif Indonesia (Perdaweri) untuk Sumatera Utara dan Aceh, Dr Inaldo Harlim MBiomed CIBTAC AAAM AIFO-K mengakui, saat ini banyak praktik facial yang dijalankan dengan cara yang salah.
“Yang harusnya jerawat enggak dipencet, malah dipencet dan dipaksakan. Akhirnya muka pasien jadi bolong atau banyak bekas jerawatnya,” kata Dr Inaldo Harlim di sela Syukuran Re-Opening Albezits Clinic Jalan Sei Ular No 2 Medan, Minggu (29/9/2019).
Diungkapkannya, sebagai dokter di bidang ini, dia tidak menyarankan kalau yang bukan orang medis melakukan tindakan medis.
“Bekerjalah berdasarkan kompetensinya,” ujarnya.
Maraknya salon kecantikan yang memberikan treatment (perawatan) yang ilegal membuat Dr Al, sapaan akrabnya, secara pribadi menggandeng orang-orang yang tidak berprofesi sebagai dokter tapi menjalankan usaha di bidang kecantikan untuk tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan seorang dokter.
“Kalau memang mau melakukan tindakan seperti facial itu boleh. Saya bahkan siap untuk membimbing. Buktinya saya membuka teaching class. Bukan kursus atau sekolah ya, tapi sekolah pengajaran yang saya khususkan untuk orang-orang yang bukan dokter tapi berkecimpung di bidang kecantikan khususnya facial,” tuturnya.
Tujuan dirinya membuka sekolah pengajaran ini, menurutnya, supaya tidak terjadi kesalahan dalam menangani pasien.
“Kami juga sadar bahwa kita adalah dokter di bidang kulit dan estetik anti-aging, kami tidak melakukan bedah plastik. Kami punya konsultan spesialis bedah plastik. Tapi saya sendiri tidak melakukan tindakan bedah plastik karena gelar saya bukan dokter bedah plastik,” tukasnya.
Dia menyebutkan, peminat klinik kecantikan datang dari berbagai kalangan. Namun klinik kecantikan punya segmentasi.
Misalnya bagi pasien yang memerlukan tindakan-tindakan yang memang membutuhkan modal besar seperti laser, segmennya adalah menengah dan menengah ke atas,
“Tapi kalau facial semua kalangan mulai dari anak kuliahan sampai siapa saja boleh. Facial juga tidak mahal. Di tempat kita itu facial Rp150 ribu sudah lengkap, sudah pakai mesin, sudah pakai ultrasound therapy, sudah pakai photodynamic treatment, dan sebagainya,” kata pemilik Albezits Clinic ini.
Aldo mengaku prihatin dari 256 dokter bergerak di bidang kecantikan, yang mempunyai izin klinik tidak banyak. Untuk itu dia mengimbau dokter-dokter yang bergerak di bidang kecantikan agar mengurus izin kliniknya.
Terkait Perdaweri, dia menjelaskan, itu merupakan organisasi atau perhimpunan dokter estetik dan antiaging yang resmi dari IDI. Setiap tahunnya, Perdaweri membuat seminar kecantikan dan antipenuaan. Seminar tersebut dilakukan secara rutin pada April atau Agustus.
“Pada 2020 itu kita akan buat event nasional. Ini event besar, jarang-jarang ada di Medan. Cuma ada sekali setahun. Tetapi di luar kegiatan sekali setahun itu kita ada event-event kecil untuk dokter di Medan,” katanya
Dikatakannya, hampir setiap pekan Perdaweri menggelar acara di meeting room hotel atau cafe. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ilmu dokter-dokter dari segi produk yang dibawakan oleh farmasi.
“Perdaweri kebanyakan menginisiasi kegiatan seminar untuk dokter dan bukan untuk masyarakat awam,” ucapnya. (gusti)