Jakarta (Pewarta.co) – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di era digital ini perlu melakukan transformasi yang signifikan dalam proses produksi, teknik pemasaran, pengelolaan keuangan dan pengembangan rantai pasok.
Dalam hal proses produksi, UMKM didorong untuk mengadopsi teknologi dan digitalisasi terkini guna meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas.
Penguatan teknis pemasaran, dengan mengoptimalkan penggunaan platform digital, termasuk media sosial dan e-commerce, diharapkan dapat menjangkau pasar global dan segmen konsumen yang lebih luas, serta memberdayakan berbagai kelompok masyarakat.
Pada 2024 ini, Bank Indonesia kembali menggelar Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) disinergikan dengan Karya Kreatif Indonesia (KKI). Kegiatan berlangsung 1 hingga 4 Agustus 2024 di Jakarta Convention Center, (JCC) ini menampilkan lebih dari 350 UMKM binaan dan mitra dari 46 wilayah secara offline dan 900 UMKM pada website www.karyakreatifindonesia.co.id.
Bukan saja transaksi pembayaran memakai barcode Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), tapi dalam hal pemasaran produk, juga digunakan sistem barcode knowledge.
Scan barcode knowledge itu memuat informasi yang cukup lengkap terkait produk, alamat, media sosial, website, nama UMKM dan ownernya, serta data lainnya.
“Silakan, scan saja knowledge barcode ini, Bu. Nah, di situ nantinya akan tampak tertera informasi terkait produk dan hal lainnya,” kata salah seorang pelaku UMKM di booth Pesona Rumah Nusantara, Jakarta Convention Centre, Minggu (4/8/2024).
Ajang FEKDI x KKI 2024 ini memang menerapkan sistem digital, baik itu untuk pembayarannya maupun informasi produk dan pelaku UMKM.
Sistem pembayaran digital memang merupakan poin penting yang dibuat Bank Indonesia di event tersebut. (gusti)