Kisaran (Pewarta.co)-Dinas Kesehatan (Dinkes) Asahan akan meningkatkan skrining atau tindakan awal yang dilakukan petugas kesehatan terhadap pasien datang ke rumah sakit, sebagai upaya untuk penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Asahan.
Hall ini dikatakan Kadis Kesehatan Asahan, dr Nanang Fitra Aulia saat menghadiri acara konferensi pers tentang pernyataan bersama upaya kolaborasi penanggulangan TBC di Kabupaten Asahan, Senin (30/01/2023) di Kisaran.
Dijelaskan, Tuberkulosis sampai saat ini masih banyak ditemukan menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Bahkan, untuk dunia Indonesia menduduki peringkat ke-2 setelah India.
Di Kabupaten Asahan, penyakit TBC mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan data yang disampaikan temuan kasus tahun 2020 TBC SO (sensitif obat ) sebanyak 1.001 kasus, TBC MDR (Multi drug resistant) 14 kasus dengan total 1.015 atau 41,26%
Di tahun 2021 jumlah kasus TBC SO sebanyak 847, TBC MDR 12 kasus dengan total 859 atau 34,92 %, sedangkan tahun 2022 jumlah kasus TBC SO 1.312 kasus TBC MDR 26 kasus dengan total 1.338 atau 39,95 %.
“Kita akan tingkatkan skrining. Dan untuk eliminasi TBC tahun 2030, menjadi kerjasama bersama antara komunitas, dinas serta pemangku kepentingan lainnya,” ujar dr Nanang.
Karena itu, lanjut dr Nanang, pihaknya akan menginstruksikan seluruh puskemas untuk menemukan penderita TBC di wilayah kerja masing-masing. Guna memaksimalkan hal itu, mereka akan dibantu oleh Yayasan Mentari Meraki Asa (YMMA) Kabupaten Asahan.
YMMA sendiri berperan sebagai komunitas yang turut melakukan advokasi pendampingan, serta melakukan evaluasi terhadap program-program terkait dengan penanggulangan dan kepentingan penderita TBC di Asahan.
Sementara, dr Nini Deritana Sp.P sebagai ahli paru RSU HAMS Kisaran di dampingi Ketua YMMA Nurul Huda mengatakan, pertemuan bersama multisektor ini membahas perkembangan dan eliminasi TBC di Asahan.
Diterangkan, pihaknya telah melakukan skrining TBC di beberapa wilayah yang menghasilkan terduga TBC sebanyak 1.669 dan positif TBC sebanyak 414 kasus. Pihaknya juga melakukan pendampingan pasien TBC MDR di RSU HAMS Kisaran dan memberikan enabler khusus kepada pasien TBC MDR.
Kegiatan dilaksanakan sebagai wadah untuk komunitas bersama lintas sektor, bersama-sama membangun meningkatkan standar pelayanan minimum (SPM) di Kabupaten Asahan guna memperbaiki layanan. Disebutkan ada 33 rumah sakit dan klinik yang telah MoU terkait penanganan TBC.
Karenanya diharapkan, melalui kegiatan ini SPM dan eliminasi TB 2030 dapat meningkat di atas 50%. Di samping itu, apa yang telah disepakati menjadi komitmen bersama sebagai upaya penanggulangan TBC di Asahan.(mora)