Tanjungbalai (Pewarta.co)-Penyandang disabilitas berprestasi dapat tali asih dari Kapolres Tanjungbalai, AKBP Putu Yudha Prawira SIK MH, Jumat, (12/6/2020).
Tali asih tersebut diserahkan langsung oleh AKBP Putu Yudha didampingi Kabag Sumda Kompol Sinaga, Kapolsek Tanjungbalai Selatan Kompol S Purba, Kasat Intelkam AKP JF Simanjuntak, Kasatlantas AKP HW Siahaan, Kasi Provam Iptu E Simanjuntak, aktivis Mahasiswa Almustakim dan Lurah setempat, Syaripuddin Harahap saat mengunjungi kediaman Wira Novrialdi atau biasa dipanggil Imam (20), Jalan Ade Irma Suryani Lingkungan IV Kelurahan Karya, Kecamatan Tanjungbalai Selatan.
Dikatakan berprestasi, sejak di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga saat ini, Imam selalu meraih rangking 1.
“Kami kesini datang berkunjung untuk melihat anak kami. Walaupaun anak kami Imam disablitas, namun tetap semangat dalam menjalani kehidupan ini terbukti dari prestasinya dan kami datang memberikan apresiasi berupa tali asih dan dukungan semangat kepada anak kami Imam,” ujar AKBP Putu Yudha Prawira.
Lebih lanjut Putu menuturkan, walau pun fisiknya kurang sempurna, namun Imam mempunyai kelebihan berpikir lebih baik.
“Semangat belajar yang tinggi terbukti dari prestasi belajarnya di sekolah yang selalu mendapat rangking 1 sejak SD,” tutur mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan ini.
Untuk itu, kata Putu, idirinya berharap Imam bisa menjadi motivasi bagi anak-anak di Kota Tanjungbalai tersebut.
“Semoga anak lainnnya yang fisiknya sempurna dapat menggunakan waktu belajarnya dengan baik dan semoga anak Tanjungbalai yang lain dapat termotivasi dengan semangat belajar anak kami Imam dalam menuntut ilmu serta tidak terpengaruh narkoba dan kenakalan lainnya seperti balap liar,” pungkas Putu seraya mendoakan Imam agar selalu sehat dan berhasil menggapai cita-citanya.
Mewakil keluarga, Lurah setempat yang hadir mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi perhatian yang diberikan Kapolres Tanjungbalai kepada warganya.
Sebelumnya, Irwan, orang tua Imam mengatakan, Imam awalnya lahir dengan tubuh dan fisik yang sempurna.
Namun setelah usia 1,5 tahun, Imam mengalami kelainan gen tulang pada bagian kaki dan tangannya sehinggatidak bisa berjalan dan terpaksa duduk di kursi roda.
Masih berdasrkan keterangan orang tuanya, penyakit tersebut diawali batuk dan sakit biasa dan sudah berulang kali dilakukan pengobatan sampai rumah sakit di kota Jakarta.
“Walaupun demikian, anak kami Imam tetap semangat dalam beraktivitas dan belajar dan semenjak duduk dibangku Sekolah Dasar Selalu mendapat rangking pertama dan dirinya berniat melanjutkan studinya di bangku perkuliahan,” kata orang tua Imam. (rks)