Medan (pewarta.co) – Kondisi pandemi yang belum memungkinkan bagi semua untuk berkumpul secara langsung, prosesi wisuda Universitas Sumatera Utara masih tetap digelar secara daring.
Dalam wisuda lulusan USU periode II Tahun Akademik 2020/2021 ini, Dr Muryanto Amin SSos MSi hadir untuk pertama kalinya sebagai rektor Universitas Sumatera Utara periode 2021-2026.
“Bagi saya pribadi, hari ini adalah momentum yang sangat baik dalam mengawali periode kepemimpinan di Universitas Sumatera Utara. Saya hadir di saat acara yang tentu sangat dinantikan oleh para wisudawan-wisudawati Universitas Sumatera Utara, setelah selama bertahun-tahun melakukan proses pembelajaran menyelesaikan studi formalnya,” kata Muryanto Amin kepada 827 lulusan yang diwisuda, Senin (22/2/2021).
Ia menuturkan, dunia pendidikan tinggi saat ini dihadapkan kepada tantangan berat sejalan ditandai oleh suasana era Revolusi Industri 4.0. Menurutnya, perguruan tinggi sebagai institusi yang berperan penting dalam menstimulasi manusia-manusia unggul agar mampu bersaing di kancah industri global, dituntut untuk menghasilkan alumni yang siap pakai, tangguh, profesional dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap seluruh dinamika yang berkembang.
“Hampir semua sektor industri kini sudah didominasi oleh penggunaan teknologi yang mengutamakan manajemen digital, memangkas hambatan ruang dan waktu, termasuk dominasi sumber daya manusia,” ungkapnya.
Kondisi demikian, katanya, tentu menjadi titik fokus utama dari upaya yang dilakukan oleh perguruan tinggi dalam menyelaraskan materi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan pasar yang sulit diprediksi dan menuntut adaptasi ketersediaan tenaga kerja yang high performance, high skill dan profesional.
Sejalan dengan visi USU, sebagaimana tertulis dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Statuta USU, yakni menjadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik sebagai barometer kemajuan ilmu pengetahuan yang mampu bersaing dalam tataran dunia global.
“Maka USU harus mampu bertransformasi dan beradaptasi, khususnya untuk merespons disrupsi dan hiper kompetisi di tengah persaingan Industri 4.0,” tegasnya.
Dijelaskannya, USU saat ini telah menyiapkan program-program strategis dalam rangka transformasi tersebut. Di antaranya, posisi USU yang saat ini memiliki banyak kemajuan dan prestasi, harus diimbangi dengan perbaikan-perbaikan yang sifatnya fundamental maupun teknikal secara berkelanjutan. Fondasi akademik dan non-akademik perlu dikuatkan agar memiliki fleksibilitas dalam merespons perkembangan Industri 4.0 yang semakin cepat, karena Industri 4.0 menghasilkan disrupsi dan hiper kompetisi di segala lini kehidupan.
Dalam memenangkan hiper kompetisi di era saat ini, USU harus fokus pada fondasi menuju pencapaian peringkat internasional dan implementasi Kampus Merdeka, Merdeka Belajar. Konsisten dalam melakukan kebaharuan serta adaptif dalam merespons segala perkembangan.
USU juga telah menyiapkan Exist Program yang akan diterapkan dalam kebijakan umum selama lima tahun yang akan datang. Exist Program tersebut di antaranya adalah Excellent Human Integrity, Smart Friendly and Green Campus, Global Society Impact, Good University Governance dan Sustainable Funding.
“Tujuan kebijakan umum Exist Program dimaksudkan agar lulusan USU memiliki dua kompetensi sekaligus. Pertama memiliki moralitas serta ke-Indonesiaan yang kuat. Kedua, memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri sekaligus mampu memberikan kontribusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di tengah masyarakat,” tuturnya.
Dijelaskannya, kebijakan umum tersebut akan diimplementasikan dalam program-program kerja prioritas, yang kesemuanya dimaksudkan agar lulusan USU mampu bersaing di tengah hiper kompetisi, mampu menjadi pemenang di tengah persaingan global serta cepat mengatasi kendala yang dihadapi akibat disrupsi pada era Revolusi Industri 4.0.
Saat ini, implementasi program kerja selama tahun 2021-2026, pada tahun pertama yaitu 2021 adalah fokus meletakkan fondasi yang kuat seperti rancangan penyesuaian peraturan agar lebih agile dan learner dalam pengelolaan kampus. Dekonstruksi kurikulum menjadi sangat penting untuk mempersiapkan lulusan USU yang memiliki solusi dari masalah yang spesifik namun memiliki perspektif yang global (global perspective) dalam Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.
“Reformasi birokrasi agar lebih ringkas, efisien, namun memenuhi prinsip transparansi dan kepastian menjadi bagian dari fondasi yang dilakukan di internal USU,” katanya.
Lulusan yang diwisuda terdiri dari 9 orang Program Doktor, 146 orang Program Magister, 1 orang Program Magister dan Pendidikan Dokter Spesialis, 23 orang Program Pendidikan Dokter Spesialis, 12 orang Program Dokter Jenjang Magister, 9 orang Pendidikan Profesi, 578 orang Program Sarjana, dan 49 orang Program Diploma.
“Hingga saat ini jumlah lulusan USU adalah sebanyak 224.436 orang,” sebutnya. (gusti/red)