Medan (Pewarta.co) –Perempuan Indonesia yang semakin berdaya akan turut memajukan generasi di masa depan, namun meningkatkan peran perempuan untuk berada dalam kepemimpinan suatu organisasi membutuhkan upaya bersama.
Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) pun mengajak masyarakat Indonesia bergotong royong mewujudkan kesetaraan bagi perempuan Indonesia dalam kesempatan mendapatkan pendidikan dan pekerjaan.
Lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, Indosat Ooredoo Hutchison menggelar SheHacks 2022 yang telah menciptakan solusi yang inovatif dan kreatif untuk menyelesaikan masalah perempuan di Indonesia. Kompetisi dan program pembinaan bagi perempuan Indonesia oleh IOH ini bertujuan mengurangi kesenjangan gender dalam ekonomi, pendidikan, dan kesehatan perempuan dengan menggunakan teknologi.
Dalam SheHacks 2022, para peserta menjalani program mentoring dan inkubasi untuk mematangkan ide dan karya yang mereka miliki.
Setelah itu, para peserta ini akan masuk dalam program pendampingan yang memungkinkan mereka untuk bertemu dengan calon investor atau mitra potensial.
Penyelenggaraan SheHacks merupakan upaya IOH dalam memajukan peran perempuan Indonesia di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan lewat pemanfaatan teknologi digital.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, melihat SheHacks telah menunjukkan betapa luar biasanya potensi perempuan Indonesia untuk menciptakan solusi inovatif yang memanfaatkan teknologi digital.
Menurutnya, IOH senang program ini dapat mendorong keterlibatan perempuan dalam memecahkan tantangan yang dihadapi oleh sesamanya di berbagai sektor kehidupan.
Indosat Ooredoo Hutchison
menegaskan akan terus memberdayakan perempuan Indonesia untuk meningkatkan daya saing mereka di bisnis global yang nantinya akan berkontribusi pada kemajuan bangsa Indonesia.
SheHacks yang berlangsung selama tiga tahun sejak diluncurkan pada 2020, telah memberikan manfaat kepada lebih dari 8.500 perempuan Indonesia dengan lebih dari 1.300 proposal solusi inovatif untuk perempuan.
Kegiatan ini menginsiprasi perempuan Indonesia untuk menciptakan program inovasi berbasis teknologi yang dapat menciptakan dampak positif dalam bidang kesetaraan, pemberdayaan, kesehatan, dan kesejahteraaan perempuan
Tahun ini sendiri, lebih dari 7.000 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia mengirimkan hampir 890 proposal pada program Corporate Social Responsibility (CSR) IOH di pilar pemberdayaan komunitas ini.
Para peserta SheHacks 2022 adalah perempuan Indonesia usia produktif yang tidak hanya mengirimkan proposal ide mereka. Bahkan hampir 20 persen diantaranya merupakan proposal MVP (minimum viable product).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga menyebut kontribusi perempuan pada perekonomian keluarga akan menjadi kekuatan perempuan pada proses pengambilan keputusan dalam rumah tangganya.
Maka, peningkatan pemberdayaan perempuan penting dilakukan. Sinergi, kolaborasi, dan kerjasama berbagai pihak diperlukan untuk membuka akses perempuan ke berbagai pengetahuan seperti pemahaman perspektif gender, literasi keuangan, termasuk literasi digital.
Bintang Puspayoga mengapresiasi langkah yang dilakukan Indosat Ooredoo Hutchison melalui program SheHacks ini yang sejalan dengan fokus di Kementerian PPPA.
Ia meyakini program ini mampu memberikan dampak yang lebih besar bagi perempuan Indonesia dalam memajukan keluarga, masyarakat, serta bangsa Indonesia.
Pengumuman para pemenang SheHacks 2022 di Jakarta pada November ini juga menghadirkan talkshow bertemakan “Emerging Digital Technologies and Women Leadership in Global Business”.
Para pembicara yang terlibat dalam diskusi tersebut antara lain Head of Programme UN Women Indonesia, Dwi Faiz; Business Strategy Director Microsoft Indonesia, Nina Wirahadikusumah; CEO and Co-Founder Kumpul.id, Faye Wongso; serta Chief Legal Officer IOH, Reski Damayanti.
Talkshow tersebut dilatarbelakangi oleh perlunya dorongan untuk meningkatkan kesempatan perempuan memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang setara dengan laki-laki.
Saat ini baru sekira 12 persen perempuan yang mempelajari STEM (Science, Technology, Engineering and Math) dibanding laki-laki yang mencapai lebih dari 13 persen.
Di sisi lain, peran perempuan pun perlu ditingkatkan untuk menempati posisi penting di perusahaan, di mana kini hanya sekitar 10 persen perempuan yang menjabat sebagai dewan direksi. Hanya ada sekitar 22 persen perusahaan yang memiliki perempuan di level manajemen puncaknya. (gusti/red)
*Tulisan ini disertakan dalam Journalist Writing Competition Indosat Ooredoo Hutchison