Medan (pewarta.co) – Data gangguan kamtibmas yang tercatat dalam rangkaian operasi jelang momen perayaan lebaran 1438 Hijriyah tepat pada 2017 ini diharapkan bisa menurun dari tahun sebelumnya.
Kapolri Jendral Tito Karnavian dalam amanatnya dibacakan Gubernur Sumut T Erry Nuradi pada kesempatan Apel Gelar Pasukan Operasi Ramadniya 2017 di Lapangan Merdeka Medan, Senin (19/6/2017) pagi menekankan kepada Kasatwil jajaran Polda di seluruh provinsi khususnya Sumut agar mampu mengantisipasi pemicu gangguan kamtibmas.
Disampaikannya, data gangguan kamtibmas pada serangkaian operasi jelang perayaan lebaran pada tahun 2016 lalu sempat mengalami peningkatan hingga 233 kasus atau 13,89 persen dibandingkan tahun 2015 lalu.
Dilanjutkan Erry, Kapolri Jendral Tito Karnavian juga mengingatkan kepada seluruh kasatwil untuk mampu menekan angka kejahatan konvensial, seperti curat, curas, curanmor, copet, bius, hipnotis, dan pencurian rumah kosong melalui peningkatan kegiatan preemtif, preventif dan represif.
“Selain itu langkah deteksi dini terhadap kerawanan yang ada juga diharapkan bisa dilakukan dengan mengoptimalkan peran Bhabinkamtibmas dan Intelijen di larangan,” sebut Erry di Lapangan Merdeka Medan, Senin (19/6/2017) pagi.
Di samping itu, sambungnya, Kapolri juga menekankan kepada seluruh jajaran untuk terus meningkatkan kegiatan sambangi dan patrol di titik-titik rawan gangguan kamtibmas, seperti terminal, pelabuhan, pemukiman warga hingga pusat keramaian seperti perbelanjaan, bank dan ATM, serta tempat-tempat wisata.
Berkaitan dengan kelancaran arus lalu lintas, ditekankan agar seluruh personel bisa memberikan pelayanan secara all out dan memberikan atensi penuh pada titik rawan laka dan rawan macet yang ada, terutama pada puncak arus mudik, yakni H-2 Idul Fitri dan puncak arus balik H+5 Idul Fitri.
“Beberapa terobosan diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi para pemudik seperti keberadaan fasilitas kesehatan/ambulance mobile, layanan BBM mobile, WC Umum, bengkel umum dan layanan mobil derek serta pendirian pos-pos pelayanan dan pengamanan yang dapat digunakan oleh para pemudik untuk beristirahat. Khusus bagi satwil yang mempunyai aplikasi pelayanan publik berbasis teknologi informasi, agar dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan informasi maupun bantuan darurat,” pungkasnya.
Operasi terpusat ramadniya tahun 2017 tersebut akan dilaksanakan selama 16 hari melibatkan total 187.012 personel dari kepolisian serta dibantu stakeholders terkait, mulai dari K/L, unsur TNI, hingga jajaran pemda. (DA)