Medan (pewarta.co) – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sumatera Utara, kembali menggelar pemberdayaan organisasi kepemudaan melalui Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) Sumatera Utara di Hotel Madani Medan, berlangsung, Kamis (21/10).
Kegiatan yang dikemas dalam Simposium Kepemudaan ini, mengangkat tema refleksi dan aktualisasi nilai-nilai sumpah pemuda, dan khittah IPA di era revolusi sosial 5.0.
Ketua Pimpinan Wilayah IPA Sumut, Muhammad Amril Harahap, mengucapkan terima kasih kepada Dispora Sumut yang telah bersinergi dengan pihaknya, sehingga Simposium Kepemudaan ini bisa terlaksana.
“Ke depan kami tetap mendukung setiap langkah positif Pemprov Sumut dalam membangun sumber daya kepemudaan. Momentum ini sekaligus dalam rangka menyambut HUT IPA ke 68 tahun dan peringatan Sumpah Pemuda ke 93 tahun,” kata Amril.
Dalam kesempatan itu Amril juga menunjukkan kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut, Ardan Noor, piala dan piagam yang didapat pihaknya dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“Kami sengaja membawa piagam dan piala. Ini adalah perolehan IPA sebagai organisasi terbaik nomor dua se Indonesia. Tahun 2018 lalu Kemenpora menggelar kompetisi organisasi terbaik di tingkat pusat dan IPA meraih peringkat kedua organisasi terbaik secara nasional,” ungkapnya.
Sementara Pimpinan Wilayah Al Washliyah Sumatera Utara, Dedi Iskandar Batubara, mengatakan, dalam rangka menyambut revolusi sosial 5.0, sumber daya pemuda harus terus ditingkatkan.
“Supaya kita setara dengan orang di luar sana. Kemudian konektivitas. Namun satu hal yang perlu saya tekankan, silahkan berorganisasi, tapi jangan sampai kuliah gak tamat,” tegasnya.
Dedi yang juga anggota DPD RI juga mengimbau kepada kader-kader IPA, agar senantiasa membangun kemitraan dengan semua organisasi kepemudaan.
“Harus terus jalin kemitraan, termasuk dengan organisasi kepemudaan yang gak seakidah. Sebab untuk urusan muamallah dan kemanusiaan kita dianjurkan untuk berhubungan, kecuali untuk masalah akidah,” sebutnya.
Menurutnya Simposium Kepemudaan ini harus dimanfaatkan dengan baik, untuk meneguhkan kembali khittah IPA.
“Kita jangan merasa sebagai tamu di Sumatera Utara, kita adalah tuan rumah karena kita lahir di sini sehingga kita paham tentang Sumut. Kita harus menyebarkan kebaikan kepada siapapun, termasuk orang yang datang ke Sumut,” tegasnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara, Ardan Noor, berharap agar para peserta mengikuti kegiatan ini dengan penuh rasa tanggung jawab, dan disiplin sebagai konsekuensi untuk mengembangkan sikap positif dan menyamakan persepsi demi kemajuan organisasi yang dibangun menuju Sumatera Utara yang maju, aman dan bermartabat dalam pendidikan yang berkarakter, cerdas, kolaboratif , berdaya saing dan mandiri sesuai visi Provinsi Sumatera Utara 2019-2023.
Menurutnya Ikatan Pelajar Al Washliyah telah banyak melalui proses perjuangan, dalam menjalankan gerakan sosial dan dakwah di kalangan pelajar dari zaman ke zaman.
“Dengan kultur, situasi dan kondisi yang saling berbeda satu sama lain, Ikatan Pelajar Al Washliyah telah turut hadir, dalam mewarnai pembangunan kemasyarakatan. Sehingga terus mengalami pengembangan dan kemajuan dalam menjalankan aktivitas gerakan sosial dan dakwah untuk agama dan bangsa,” unkap Ardan Noor.
Oleh karena itu, sambungnya, Simposium Kepmudaan ini diharapkan menjadi ruang untuk merefleksikan diri, dan mengaktualisasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda di era revolusi sosial 5.0.
Sementara Kabid Layanan Kepemudaan Dispora Sumut, Budi Syahputra, menegaskan bahwa pihaknya terus berkomitmen dalam membangun sinergi dengan organisasi kepemudaan, untuk mewujudkan pemuda Sumut yang berkepribadian, berdaya saing dan bermartabat.
Adapun peserta dalam kegiatan ini sesuai laporan ketua panitia, Dwi Widodo, sebanyak 50 orang yang terdiri dari pengurus dan kader IPA Sumut.
Untuk memberikan muatan intelektual kepada peserta, dihadirkan narasumber antara lain Pimpinan Pusat PP IPA Zuhri Arif Sihombing, Pimpinan Wilayah IPA Sumut Amrin Harahap dan Praktisi Politik Sumut Sugiat Santoso (red)