Samosir (Pewarta.co) – Kelompok organisasi kemasyarakatan yang ada di Kabupaten Samosir menyesalkan pembangunan long beach yang ada di Samosir dan saat ini kondisinya sudah rusak padahal pembangunannya baru dimulai Oktober 2021 lalu.
“Pembangunan long beach sudah hancur lebur, salah satunya di Onan Baru dan Onan Runggu,” kata Ketua FBI Samosir, Harisma Simbolon saat dihubungi, Jumat(13/5/2022) belum lama ini.
Selain disoroti oleh Ketua FBI Samosir, di salah satu medsos tampak foto foto proyek long beach yang di Samosir berseliweran dengan kondisi telah rusak atau abrasi dihantam ombak Danau Toba.
Di foto itu, tampak salah satu pantai di Sitinjak, Kecamatan Onan Runggu terlihat terkena abrasi dan pantainya sudah ditumbuhi oleh eceng gondok.
Kondisi itu membuat masyarakat atau pengunjung dikuatirkan tidak nyaman saat berada di pantai tersebut.
Selain itu, pembangunan long beach dari awal sudah menuai polemik dari beberapa masyarakat. Salah satunya, pembangunan panjang long beach 22 km disinyalir melebihi data dalam permohonan, sebab dalam proposal ke Kementerian hanya 2 km.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Tetti Naibaho saat dikonfirmasi perihal pembangunan long beach menyampaikan terimakasih atas informasi dan rusaknya long beach dikarenakan air Danau Toba yang naik.
Sebelumnya,
Pemerintah Kabupaten Samosir membangun long beach dengan tujuan pembangunan pantai yang menghubungkan spot wisata di bibir Danau Toba yang diharapkan jadi solusi pengembangan Danau Toba di Samosir.
Masyarakat yang ada di bibir pantai diharapkan bisa memanfaatkan pembangunan ini dengan ikut terlibat menatanya, sehingga pengunjung yang datang bisa menikmati keindahan pantainya.
(frans/red)