Medan (Pewarta.co) – PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero) terus berupaya meningkatkan kinerja operasional dan keuangan di tengah pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi.
“Berkaca pada kinerja PGN pada Triwulan III 2021, PGN optimis dapat meningkatkan kinerja operasiondal dan keuangan sesuai RJPP dan pemenuhan kewajiban,” kata Sekretaris Perusahaan PT PGN Tbk, Rachmat Hutama dalam keterangan tertulis diterima Pewarta.co, Sabtu (18/12/2021).
Disebutkannya, saat ini Rating PGN dari Moodys adalah Baa2 dan dari Fitch BBB- dengan outlook stable, keduanya masih berada pada kategori investment grade. Artinya, Lembaga pemeringkat internasional menilai bahwa PGN masih memiliki tingkat Kesehatan keuangan yang sangat baik dan diproyeksikan bisa memenuhi semua kewajiban – kewajibannya termasuk kewajiban pelunasan hutang.
Dengan catatan pembukukan pendapatan sebesar USD 2.254,3 juta di TW III lalu, PGN berhasil mencatat Laba Operasi sebesar USD 326 juta. PGN juga berhasil meraih peningkatan laba diatribusikan ke induk menjadi USD 286,2 juta pada Triwulan III tahun 2021 meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 sebesar USD 53,3 juta.
Menurut Rachmat, hal ini disokong dari kinerja operasional yang memperlihatkan tren positif dimana volume niaga gas selama periode Januari – September 2021 sebesar 873 BBTUD dan naik jika dibandingkan volume niaga gas Triwulan III 2020 sebesar 812 BBTUD (YoY).
“Untuk volume transmisi pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 1.238 MMSCFD. Posisi PGN sebagai Subholding Gas Pertamina semakin memperkuat kinerja konsolidasi dan peningkatan pemanfaatan gas di sektor kilang, transportasi marine dan tentunya kemudahan akses terhadap pasokan dari hulu,” tutur Rachmat.
Adapun posisi keuangan konsolidasian PGN per 30 September 2021, tetap menunjukkan posisi keuangan yang masih baik, dengan total aset sebesar USD 7.54 miliar, total liabilitas USD 4.25 miliar, total ekuitas USD 3.29 miliar, serta rasio lancar (perbandingan aset lancar dengan liabilitas jangka pendek) sebesar 2.24 kali.
“Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih sangat baik,” ujarnya.
Dijelaskannya, rasio Debt Service (EBITDA/ (Beban Bunga + Pokok Pinjaman)) PGN sebesar 2.69 kali, memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjaman masih mencukupi.
Adapun tingkat leverage PGN yang dicerminkan oleh rasio Debt-to-Equity (DER) per TW III 2021 adalah 0,89 kali, nilai ini masih dibawah batas financial covenant (maksimal 2,33 kali) yang disyaratkan oleh lender PGN.
Ia menyebut PGN masih dalam kondisi leverage yang baik, performance keuangan yang sehat sehingga jauh dari potensi rugi serta cukup terbuka ruang pendanaan eksternal untuk pengembangan perusahaan. Begitu juga dengan saldo kas PGN per 30 September 2021 sebesar USD 1,4 milliar dapat diproyeksikan masih dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang.
Ia meyakini, dengan kinerja yang baik dan kendali PGN yang berada satu tingkat dibawah Pertamina, hal ini tidak mempengaruhi kemampuan PGN dalam memenuhi kewajiban utang-utangnya, dan tidak akan mempengaruhi posisi keuangan Pertamina lebih lanjut.
Secara grup, PGN juga mencetak volume upstream sebesar 6,46 MMBOE, Regasification sebesar 88 BBTUD, LPG Processing sebesar 101 TPD, dan Oil Transport sebesar 9.301 BOEPD. Perseroan juga mampu meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor, sampai Triwulan III 2021 telah melayani lebih dari 600.000 pelanggan dengan cakupan jaringan pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.760 km.
Dengan kinerja upstream yang meningkat dan harga minyak yang terkoreksi, hal ini berdampak langsung terhadap kinerja Saka Energi afiliasi Subhoding Gas.
“Berdasarkan laporan keuangan Saka Energi, Triwulan III/ 2021, saldo kas Saka USD 250.9 juta dan diproyeksikan dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang yang akan jatuh tempo pada Mei 2024. Selain itu kinerja keuangan SAKA Energi TW III juga juga memperlihatkan tren semakin membaik dengan membukukan EBITDA USD 174 juta,” tutup Rachmat. (gusti)