Medan (Pewarta.co)-Konsulat Jeneral Malaysia di Medan (KJM), melalui kerja sama Persatuan Wanita Kementerian Luar Negeri (Perwakilan) mengadakan demo masak kuliner khas negeri itu di rumah dinas Konsul Jeneral Malaysia Medan di kawasan Medan Polonia, Kamis (22/6/2023).
Demo masak dipimpin Hasniza Hassan, Kepala Perwakilan yang juga istri Konsul Jeneral Malaysia di Medan Aiyub bin Omar, dan Konsul KJM di Medan Azizah Abd Aziz bersama para istri staf di jajaran KJM.
Hadir dalam kegiatan berlangsung dalam suasana kekeluargaan itu, sekira 35 undangan terdiri dari perwakilan konsulat asing, ekspatriat, dan warga sekitar.
“Demonstrasi ini merupakan salah satu promosi memperkenalkan masakan Malaysia. Di acara ini kami perkenalkan Laksam yang merupakan kuliner khas daerah dan makanan tradisi Pantai Timur Malaysia,” ungkap Konsul Jeneral Malaysia di Medan Aiyub bin Omar.
Dijelaskannya, Laksam juga termasuk ke dalam jenis laksa berbahan dasar santan. Jika laksa pada umumnya memiliki kuah berwarna kecokelatan atau kemerahan, laksam mempunyai kuah berwarna putih. Berbeda dengan mi pada umumnya, laksam disajikan dengan nasi gulung yang lebih kental (hampir seperti chee cheong fun).
“Ini dapat ditemukan di sebagian besar restoran dan warung Melayu di Malaysia,” ujarnya.
Laksam terbuat dari tepung beras yang dikukus kemudian diiris-iris bulat dan dimasukkan bersama daun kecombrang, kol, mentimun dan kacang panjang disiram kuah santan dari ikan gembung yang dihaluskan.
Selain terbuat dari ikan gembung, dapat diganti dengan ikan tenggiri.
Aiyub bin Omar menuturkan, kuliner ini sangat identik dengan negara bagian Pantai Timur Malaysia, yaitu negeri Kelantan dan Terengganu.
Kedua negeri ini merupakan negeri bagian pesisir pantai sehingga kaya akan sumber daya laut.
“Meskipun berasal daripada Pantai Timur Malaysia, masakan ini boleh juga didapati di mana-mana bagian di Malaysia,” ucapnya.
Ia mengatakan Malaysia siap menawarkan Laksam ini sebagai salahsatu menu di rumah-rumah makan di Medan. Disebutkannya, jika ada perusahaan ataupun restoran yang berkeinginan untuk menjadikan Laksam ini sebagai menunya, maka pihaknya akan siap membantu untuk merealisasikan hal tersebut.
Aiyub yakin menu Laksam ini bisa diterima lidah semua orang lantaran rasanya yang tidak pedas seperti Laksa.
Dipaparkannya, makanan tradisional Malaysia bukan hanya Nasi Lemak, Roti Canai, Nasi Kandar, Char Kueh Teow, Asam Laksa.
“Makanan itu hanyalah sebahagian kecil makanan signature sahaja. Pelbagai makanan tradisi Malaysia yang enak-enak tetapi belum tersebar luas kerana kurangnya publisiti,” ungkapnya.
Jadi, kata Aiyub, Konsulat Jeneral Malaysia melalui acara yang digelar Perwakilan telah mengambil inisiatif untuk memperkenalkan menu daerah yang telah mendapat tempat di hati peminat kuliner.
Malah penghasil content di Youtube, blogger street food serta pengembara terkenal dunia seperti Mark Wien, sebutnya, telah meliput makanan street food di kota-kota hingga ke Pantai Timur Malaysia, dan ditonton jutaan orang.
Video yang dibuatnya pada 2019 telah mempunyai lebih 5 juta penonton. Blogger warga Inggeris, Rhys William juga merupakan penggemar makanan yang telah banyak mengunggah video pengalamannya mencoba street food di Malaysia sejak 2012.
“Ia akhirnya jatuh cinta untuk tinggal di Malaysia,” kata Aiyub.
Pada kesempatan itu Aiyub menuturkan, secara umumnya Kepulauan Sumatera dan negara Malaysia mempunyai banyak persamaan, diantaranya agama, budaya, tarian, sejarah, bahasa dan makanan (kuliner).
Menurutnya, persamaan ini memudahkan hubungan sosiobudaya yang unik, sehingga hubungan istimewa itu sering dirujuk sebagai serumpun. Sedangkan dari segi sejarah, hubungan Malaysia dengan Indonesia diawali pada abad ke-7. Kedua negara, khususnya Sumatera dan Tanah Melayu (Sekarang Malaysia) ketika itu pernah menjadi sebahagian dari kerajaan penting serta besar seperti Majapahit, Aceh, Sriwijaya, Dharmasraya, Melaka dan Johor-Riau.
Beberapa kumpulan etnik, termasuk Aceh, Minang, Bugis, Banjar dan Jawa telah berhijrah ke Tanah Melayu pada masa itu. Mereka membentuk masyarakat Melayu yang signifikan pada zaman moderen Malaysia sekarang.
“Jadi tidak heran jika apa yang ada di Malaysia pada masa ini, akan juga ada di Sumatera, termasuk kuliner yang telah membentuk satu persamaan sosio-budaya yang penting pada saat ini,” ungkapnya.
Sebelum memulai demo memasak, Hasniza Hassan menuturkan beberapa hidangan makanan di Medan, Sumatera khususnya dan Malaysia memiliki banyak kesamaan dengan resep makanan, terutamanya masakan Melayu.
“Meluasnya penggunaan santan, kelapa parut, kacang-kacangan, lontong, kerupuk kentang bercabai atau kentang goreng tapioka dan cabai menunjukkan wujudnya pengaruh Melayu dalam makanan kedua-dua negara ini,” sebutnya.
Seperti masuknya masakan Cina di Malaysia, pemukim Cina yang awal, juga telah membawa warisan masakan mereka dan perlahan-lahan terintegrasi ke dalam masyarakat di Sumatera. Mereka
memodifikasi beberapa hidangan dengan menggunakan bahan-bahan Indonesia, seperti kecap manis, gula aren, saus kacang, cabai, santan dan rempah-rempah lokal untuk meramu masakan campuran Cina-Indonesia.
Mereka juga memperkenalkan teknik tumis, mie dan teknik pengolahan kedelai untuk membuat tahu. Selanjutnya, pengolahan kedelai menyebabkan penemuan Tempe. Unsur masakan Cina dapat dilihat pada masakan di Kota Medan, seperti mie, bakso, dan lumpia.
Hasniza Hassan menyebut, demonstrasi dan pencicipan makanan khas Malaysia, yang cepat dan mudah dilakukan pada Kamis (22/6/2023) ini menunjukkan betapa mudahnya memasak makanan Malaysia. Masakan diolah dengan gizi seimbang dalam satu hidangan, dengan bahan dasar yang sedia ada di Indonesia, kapanpun.
Menurutnya, perkenalan Laksam merupakan bagian ucapan terima kasih Malaysia kepada tuan rumah Sumatera Utara.
“Laksam ini agak jauh di sebelah Pantai Timur Malaysia, ramai belum ada peluang orang Indonesia dan ekspariat ke sana. Jadi kami kenalkan sekarang bagi masyarakat Medan,” katanya.
Selain Laksam, Persatuan Wanita Kementerian Luar Negeri ini juga memperkenalkan hidangan khas Malaysia lainnya, seperti Cek Mek Molek (kentang manis goreng), Karipap Kentang, Cekodok Pisang (Godok-Godok), Kuih Cara Berlauk, minuman segar Air Asam Boi Limau Kasturi,
“Insya Allah kami akan mencari masakan lain untuk dikenalkan. Kami pilih Medan karena kota ini pusat kuliner, malah masakan di Medan juga luar biasa enak,” pungkasnya. (gusti)