Padangsidimpuan (Pewarta.co)-Badut-badut di Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), terus mencari nafkah.
Hal itu terjadi walau Pemerintah Kota (Pemko) Padangsidimpuan telah menggelar Rapat Kordinasi tentang maraknya Badut-badut yang berkeliaran di kota tersebut.
Seorang dari tujuh rombongan badut yang baru keluar dari salah satu kafe di pinggir Jalan Stombol saat diminta difoto mengatakan ia masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar Negeri dan berdomisili di lingkungan Wek III Kota Padangsidimpuan.
Dia memulai aksinya sebagai Badut menjelajahi tempat tempat ramai seperti di kafe-kafe dengan sasaran awal keluarga yang membawa anak-anak.
“Saya keluar rumah kadang jam 16 , Kadang jam 17 sampai jam 21.30 wib.Terkadang lewat tergantung tempat keramaiannya,” ujar gadis berambut sebahu tersebut.
Dia mengatakan, dirinya menjalankan aksinya sebagai Badut untuk membantu keluarganya.
Saat sitanya harga sewa badut tersebut si gadis mengatakan dia nenyewa alat badut tersebut seharga Rp15 ribu perhari.
Saat ditanyakan berapa rata-rata dia dapat setiap menjalankan aksinya, si wanita yang menyamar jadi badut itu mengatakan tidak tentu bahkan sering uang sewa badut pun enggak bisa ditutupi.
Saat diatanya di mana tempat menyewa Alat Badut tersebut dia hanya menunjuk kearah Kampung Marancar.
“Ini dek, mana tau nanti enggak dapat uang untuk bayar sewa Badutmu,” ujar penulis dan si Badut pun pergi.
Melihat semakin maraknya anak anak yang umumnya masih duduk di bangku SD yang melakukan aksi sebagai Badut, Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan dan instansi terkait kainnya perlu mengingatkan para Kepala Sekolah,guru guru untuk memberikan arahan dan nasehat agar kegiatan Aksi Badut tersebut dihentikan. (Rts)