Maluku (Pewarta.Co) – Pemandangan pengungsian masih terlihat di tenda-tenda pengungsi yang terletak di komplek ketinggian Hatalesi dan Komplek Mangga dan Matiwa, Desa Morella, Kec. Leihitu, Kab. Maluku Tengah pada hari rabu tanggal 20 November 2019 pasca gempa berkekuatan 6.8 skala richter yang mengguncang Kota Ambon beberapa waktu lalu.
Mayoritas diantara para pengungsi merupakan anak-anak, ibu-ibu dan lansia yang tak luput dari ancaman penyakit dan terluka akibat guncangan gempa.
Untuk mencegah hal itu, maka personel kesehatan dari Pos Morela SSK I Satgas Ops Pamrahwan Maluku Yonif RK 136/TS selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang hingga hari ini masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.
Letda Inf Panca selaku Danpos Morela mengatakan “Keseluruhan warga yang mengungsi di beberapa tenda berasal dari desa morela yang merupakan desa binaan kami, maka secara moral kami memiliki tanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan mereka”.
“Untuk mengantisipasi terserangnya penyakit, maka setiap hari saya memerintahkan personel kesehatan untuk melaksanakan anjangsana ke tenda pengungsian sekaligus memberikan pelayanan kesehatan baik melalui pemeriksaan rutin maupun pengobatan bagi warga yang menderita sakit atau terluka” ujar Panca.
Dirinya menambahkan selain memberikan pelayanan kesehatan, Personel satgas selalu berpesan kepada warga agar menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tenda pengungsian, yaitu dengan cara membakar atau menguburkan sampah organik maupun non organik dan selalu menggunakan toilet yang sudah disediakan.
Panca bersyukur hingga hari ini tidak ada warga yang menderita sakit serius ataupun terluka parah, tercatat hingga saat ini penyakit yang diderita warga hanya berupa demam, batuk, gatal-gatal dan hipertensi akibat trauma terjadinya gempa yang diderita oleh kaum ibu. (AVID/red)