Papua (pewarta.co) – Melaksanakan tugas pengamanan perbatasan menjadi suatu kebanggaan bagi setiap Prajurit Yonif 713/Satya Tama yang berasal dari Gorontalo Sulawesi. Namun seiring dengan perjalanan waktu terkadang timbul rasa jenuh dalam diri setiap prajurit, namun itu tidak menjadi kendala dalam menjalankan tugas karena setiap personil selalu menanamkan tekad dalam hati untuk memberikan yang terbaik dalam penugasan ini, salah satu caranya yaitu dengan selalu mendekatkan diri dengan Yang Kuasa dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah, seperti yang dilaksanakan oleh personil Pos Kotis yang beragama Kristen mengikuti ibadah di Pospel GKI Oikumene Edom Skouw Distrik Muara Tami dan Pos Kout di GKI Betlehem Arso 1 Kota Jayapura Provinsi Papua. Minggu (08/03/20).
Dalam ibadah Minggu Sengsara yang ketiga ini Pembacaan Alkitab terambil dari Kitab Injil MATIUS 26 : 1-5 dengan Tema “ANAK MANUSIA AKAN DISERAHKAN UNTUK DI SALIB”.
Akhir dari kehidupan dan pelayanan Yesus, Ia menegaskan bahwa Anak
Manusia akan diserahkan untuk disalib. Penegasan ini mengatakan bahwa Penyaliban bukanlah suatu kejutan bagi Yesus, kelak ketika para
murid-murid menyaksikannya, tidak ada rasa takut saat Dia
diserahkan, dan juga bukan tanda kekalahan-Nya. Penyaliban Yesus
adalah tanda dari Puncak kemenangan Yesus yakni menebus kutuk
dan menyelesaikan semua dosa dan pelanggaran manusia. Yesus tahu
2 hari lagi akan dirayakan Paskah, disitulah Anak Manusia di
serahkandan di salibkan, Yesus tahu karena Dialah Tuhan yang turun
dari Surga.
Tanpa Penyaliban, Surga hanyalah sebuah cerita. Dengan adanya
penyaliban Yesus, kita memiliki Surga, dan kita mendapat
pengampunan dosa dan penyakit kitalah yang penyebabnya. Inilah
berita berita besar yang harus kita katakan dalam keyakinan hidup kita
sebagai orang percaya, terus memberitakan Salib Kristus lambang
kemenangan dan keselamatan dalam karya setiap orang percaya.
Wadan Satgas Yonif 713/ST Kapten Inf Simon Freddy Pasaribu mengatakan kita semua belajar, para pemuka Agama, bersekongkol di belakang
Yesus untuk membunuh Sang kebenaran.
Oleh karena itu sebagai
Gereja kita di minta untuk berbicara secara tegas dan nyata. Apa yang
Tuhan kehendaki harus kita buat secara nyata dan jelas dalam
kesaksian. Sebagai Gereja, kebenaran harus ditegakkan sebab bicara
Yesus, mengatakan Sorga adalah tempat kebenaran itu sendiri. Yesus
sudah di Salibkan, mari kita belajar dalam ketenangan dalam
menghadapi segala perkara, Yesus telah mati buat kita dan mari kita
beritakan kebesaran-Nya, ungkapnya. (rel/red)