Medan (Pewarta.co) – Perdagangan akan dapat berkembang apabila didukung dengan produk industri yang berkualitas dan berdaya saing. Oleh sebab itu, diperlukan sinergitas antar instansi terkait dalam upaya pengembangan industri nasional, sekaligus mendorong masyarakat Indonesia mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri.
Demikian disampaikan Plt Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi diwakili Sekretaris Dinas Perindustrian Kota Medan Parlindungan Nasution usai mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Kebijakan Pengembangan Industri dalam rangka memperkuat sektor perdagangan untuk meningkatkan perekonomian di Sumut di Hotel Grand Kanaya, Rabu (6/11/19).
“Pemko Medan tentunya mengapresiasi dan siap mendukung memperkuat sektor perdagangan yang ada di Sumateta Utara khususnya Kota Medan. Salah satu upaya yang harus kita lakukan untuk memajukan perekonomian di Sumut yakni lebih mencintai dan menggunakan produk dalam negeri tentunya,” kata Parlindungan.
Acara yang dibuka oleh Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Provinsi Sumut Noval Mahyar dihadiri perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan se Sumut, mewakili Dekan Fakultas Ekonomi se Kota Medan, serta para pelaku industri yang ada di Sumatera Utara.
Selain itu, FGD ini juga menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Ketua KPPU Wilayah Sumut Ramli Simanjuntak SH MH, Dekan Fakultas Ekonomi USU Dr Ramli SE MSi dan Dewan Riset Daerah Ir Nazarudin Matondang MT Phd.
Sebelumnya, Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Provinsi Sumut Noval Mahyar mengatakan sampai dengan triwulan III Tahun 2019 perekonomian Sumut tumbuh 5,11%, bila dibandingkan triwulan III Tahun 2018 secara tahun ke tahun, kinerja ini sedikit mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kinerja triwulan II Tahun 2019 sebesar 5,25% dan triwulan I sebesar 5,3%, walaupun masih mampu tumbuh diatas pertumbuhan perekonomian nasional sebesar 5,02%.
“Sumber pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan II menurut lapangan usaha adalah pertanian sebesar 1,48% kemudian perdagangan sebesar 1,14% dan industri 0,13%. Khusus kinerja sektor industri terlihat menurun bila dibandingkan triwulan I yaitu sebesar 0,43%,” kata Noval.
Dihadapan para peserta, Noval mengungkapkan, Sektor industri dan perdagangan sangat berkontribusi untuk optimalisasi pertumbuhan ekonomi sektor industri manufaktur (pengolahan) sebagai salah satu sektor andalan pembangunan Sumut yang terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.
“Selain memiliki kontribusinya cukup besar terhadap PDRB triwulan I sebesar 19,45% juga memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru yang akan berdampak kepada menurunnya angka pengangguran,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, jelas Noval, perlunya meningkatkan koordinasi secara bersama antara pemerintah, akademisi, peneliti dan pelaku usaha lainnya untuk menyusul kebijakan yang mendukung untuk meningkatkan produksi imdustri pengolahan.
“Sinergitas antara pemerintah dan dunia usaha industri dalam meningkatkan daya saing Sumut ditengah dinamika optimalisasi perekonomian global sangat diperlukan. Sinergi tersebut menjadi kunci agar kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah untuk peningkatan industri lebih optimal dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Dengan begitu, implrmentasinya akan menjadi lebih tepat sasaran,” tegasnya. (Dik/red)