Jakarta (pewarta.co) – Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) meyakini Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bisa membawa kemajuan untuk TNI. Bahkan, kepemimpinan Jenderal Andika dipastikan akan terlihat semakin seksi bila berhasil membawa kenyamanan bangsa. Partai politik tentunya akan melirik kinerja Jenderal Andika dalam bursa calon presiden (Capres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Koordinator PMPHI, Gandi Parapat mengatakan, Jenderal Andika Perkasa bukan pemimpin yang dianggap asing oleh masyarakat. Kinerjanya yang sangat positif dan humanis membuat Jenderal Andika cepat dikenal masyarakat. Di bawah kepemimpinan Jenderal Andika, TNI diyakini semakin smooth dan merakyat. Sehingga, bukan tidak mungkin jika Jenderal Andika menjadi rebutan partai politik untuk diusung pada pilpres 2024 mendatang.
“Jenderal Andika Perkasa ini berpotensi menjadi ‘kuda hitam’ dalam bursa Capres 2024 mendatang. Ini bisa terwujud jika Jenderal Andika berhasil memajukan TNI. Apalagi bila TNI semakin dekat dengan masyarakat, dihormati negara – negara asing, tentunya Jenderal Andika semakin diinginkan masyarakat untuk melanjutkan kepemimpinan bangsa ini, menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi),” ujar Gandi Parapat, Kamis (18/11/2021).
Kekuatan lain Jenderal Andika Perkasa, sambung Gandi Parapat, adanya Jenderal Dudung Abdurachman yang juga baru dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), KSAL Laksamana Yudo Margono dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, yanh akan menguatkan posisi Panglima TNI tersebut. Tentunya Presiden Jokowi sudah mempertimbangkan secara matang untuk memilih Jenderal Andika Perkasa, yang dikenal humanis dan tegas, menjadi Panglima TNI.
“Sebagai pemilik hak prerogratif, Presiden Jokowi sudah mempertimbangkan efek domino dalam mengangkat Jenderal Andika Perkasa. Pertimbangan Presiden Jokowi demi kebaikan bangsa ini, dan bukan karena kepentingan partai politik. Keputusan Presiden Jokowi paling keren dalam memilih Panglima TNI Jenderal Andika. Jokowi berani keluar dari zona aman ketika memilih orang nomor satu di tubuh TNI tersebut.
Sebelum mengumumkan nama pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto, Gandi mempunyai alasan kuat mendukung Presiden Jokowi memilih Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI. Selain mempunyai banyak pengalaman, Jenderal Andika Perkasa dikenal lebih humble dalam memimpin TNI. Banyak perubahan yang sudah dilakukan Jenderal Andika Perkasa selama menjabat KSAD, termasuk ketika menjabat sebagai Kepala Paspampres di era pemerintahan Presiden Jokowi.
“Jenderal Andika Perkasa ini merupakan pemimpin yang humanis. Tidak hanya terhadap bawahan, Jenderal Andika sangat ramah terhadap masyarakat. Salah satu contohnya, pekerja bangunan di lingkungan Mabes TNI dari kalangan masyarakat sipil dan difabel, diajak Jenderal Andika untuk makan bersama di ruang kerjanya. Banyak kegiatan humanis Jenderal Andika Perkasa ini. Tentunya ini semakin mengharumkan institusi TNI,” ungkapnya.
Selain itu, kelebihan lain Andika Perkasa karena sudah membangun kerjasama dengan pemimpin militer negara adikuasa seperti Amerika Serikat maupun pemimpin militer negara lainnya. Kerjasama ini semakin menguatkan posisi TNI di mata dunia, termasuk dalam perdamaian dunia maupun menjaga teritorial Indonesia. Negara luar akan berpikir panjang untuk mengusik teritorial bangsa Indonesia ini.
Menurutnya, alasan lain Presiden Jokowi memilih Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI, juga karena peranan Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono, istri Jenderal Andika Perkasa, sangat banyak membantu pekerjaan suaminya, yang juga secara otomatis mengharumkan nama TNI. Diah Erwiany banyak melakukan kegiatan kemanusiaan, membantu dan membangkitkan semangat masyarakat di tengah pandemi.
Termasuk membantu dan membangkitkan semangat tenaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19 yang tengah melanda saat ini, Diah Erwiany melakukan kegiatan kemanusiaan ini juga termasuk melakukan tugas negara membantu pemerintah dalam menanggulangi penanganan Covid-19. Hal ini semakin menguatkan Jenderal Andika Perkasa akhirnya menjadi Panglima TNI.
“Diah Perkasa merupakan anak pertama dari tokoh intelijen nasional, Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Drs. H. Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.E., S.H., M.B.A., M.H. atau sering disebut A.M. Hendropriyono.
Hendropriyono adalah Kepala Badan Intelijen Negara pertama, yang dijuluki the master of intelligence. Julukan ini disematkan kepada pria berusia 74 tahun karena menjadi “Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen” pertama di dunia,” sebutnya. (red)