Medan (Pewarta.co)-Huawei dan 3 Indonesia (Tri) menggandeng lembaga nirlaba Dompet Duafa peduli warga terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kepedulian itu ditandai dengan membangun posko kesehatan yang diperuntukkan bagi warga terdampak kabut asap akibat karhutla di Palembang dan Kota Pekanbaru.
“Kebakaran lahan dan hutan di banyak titik di Sumatera Selatan dan Riau telah mendorong kami untuk turut terlibat langsung dalam menanggulangi dampak buruk bencana terhadap kesehatan warga. Kami berharap, program kolaboratif antara Huawei, 3 Indonesia, dan Dompet Duafa berkontribusi terhadap program penanggulangan bencana secara keseluruhan dan membantu meringankan beban warga yang rentan terkena dampak,” tutur Roy LU, Account Director of Huawei 3 Indonesia, Huawei Indonesia dalam keterangan tertulis diterima pewarta.co, Jumat (18/10/2019).
Disebutkan, posko kesehatan yang dibangun oleh Huawei dan 3 Indonesia merupakan pusat pelayanan pengobatan gratis yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Ada peralatan medis, tempat tidur untuk pasien, tabung oksigen, alat komunikasi, penyejuk udara, penjernih udara, dan air bersih.
Posko kesehatan juga didukung oleh tenaga dokter dan perawat yang siap bertugas memberikan layanan kesehatan setiap hari.
Di posko kesehatan yang terletak di kedua kota tersebut, disediakan pula sebanyak 6.000 masker N-95 yang dibagikan secara gratis kepada warga lanjut usia, ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak yang membutuhkan.
“Selain berkomitmen untuk senantiasa mendukung kemajuan Indonesia dengan menghadirkan teknologi terdepan, Huawei juga memiliki kepedulian tinggi terhadap aktivitas kemanusiaan di Indonesia,” kata Roy LU.
Dalam kesempatan yang sama, Danny Buldansyah, Vice President Director 3 Indonesia, mengatakan dampak asap karhutla menghambat kehidupan masyarakat dan mengancam kesehatan ribuan orang.
“Oleh karena itu, 3 Indonesia berinisiatif menggandeng mitra bisnis kami Huawei untuk turut membantu masyarakat yang terdampak, dengan mendirikan posko kesehatan,” ujarnya.
Danny menambahkan, masyarakat di Sumatera membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai untuk menangani masalah saluran pernafasan akibat asap.
Menurutnya, pencegahan dengan masker dan penanganan langsung di posko kesehatan diharapkan dapat membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak oleh asap kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, menurut data yang disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per tanggal 16 Oktober 2019, sejumlah titik panas masih terlihat di wilayah Riau dan Sumatera Selatan. (gusti)