Banten (pewarta.co) – Pantai Barat Provinsi Banten diterjang tsunami pada Sabtu (22/12/2018), malam hari sekitar pukul 21.27 WIB. BMKG menyatakan bahwa tsunami yang terjadi tidak disebabkan gempa. Hal ini tertulis dalam laman akun twitter BMKG seperti yang dilansir pewarta.co.
“#BMKG tidak mencatat adanya gempa yang menyebabkan tsunami malam ini. Yang terjadi di Anyer dan sekitarnya bukan tsunami karena aktivitas seismik gempa,” demikian cuitan BMKG dalam akun twitternya yang merupakan ralat dari cuitan sebelumnya yang kini telah dihapus.
#BMKG tidak mencatat adanya gempa yang menyebabkan tsunami malam ini. Yang terjadi di Anyer dan sekitarnya bukan tsunami karena aktivitas seismik gempa. … Tetap tenang 🙏
.
.
Sedikit ralat tweet sebelumnya, karena ada emoticon yang kurang pas dan ada penegasan pernyataan. 🙏🙏🙏— BMKG (@infoBMKG) December 22, 2018
Menanggapi hal tersebut, dalam keterangan tertulisnya Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyatakan berdasarkan informasi peristiwa, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di beberapa sensor seismik terdekat dengan lokasi terjadinya tsunami.
“Mencermati peristiwa tsunami di Pantai Barat Provinsi Banten pada tanggal 22 Desember 2018, malam hari sekitar pukul 21.27 WIB maka Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan tanggapan sebagai berikut, pertama, berdasarkan informasi peristiwa tersebut, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di beberapa sensor seismik terdekat dengan lokasi terjadinya tsunami,” ucap Rahmat.
Sampai saat ini petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, dan TNI-Polri sudah melakukan penanganan. Dan turut menyatakan bahwa tsunami yang terjadi tidak didahului gempa.
“BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD dan relawan masih melakukan penanganan di lapangan. Evakuasi dilakukan di beberapa tempat. Pendataan dan penanganan masih dilakukan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Sabtu (22/12/2018). (ay/red)