Medan (Pewarta.co)-Ribuan warga berbondong-bondong mendatangi kampus Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Jalan Denai Medan sejak Kamis (26/12/2019) pagi.
Mereka ingin mengamati fenomena alam gerhana matahari cincin dengan kamera lubang jarum (pin hole) terbesar yang terletak di halaman kampus itu.
Di halaman kampus itu mereka juga melaksanakan sholat gerhana matahari (kusuf). Pengamatan gerhana matahari juga dihadiri Ketua MUI Medan Mohamad Hatta, pimpinan Muhammadiyah Sumut, DPR RI Komisi 10, dan perwakilan MURI.
UMSU pada hari ini memecahkan dua rekor MURI, satu diantaranya pemecahan rekor pengamatan gerhana matahari dengan kamera lubang jarum terbesar. Besarnya kamera lubang jarum ini ini setelah diverifikasi pihak MURI yakni
sebesar 15×17,5 meter.
“Kamera lubang jarum ini merupakan yang terbesar di Indonesia dan dunia. Negara lain maupun daerah lain belum pernah mengadakan seperti ini,” ujar Andre Purwandono selaku Manager Operasional MURI.
Disebutkannya, pencatatan rekor MURI yang kedua adalah pembuatan kacamata gerhana matahari terbanyak mencapai 3 ribu kacamata mata dibagikan gratis kepada masyarakat dari berbagai kalangan yang datang ke kampus Pascasarjana UMSU itu.
“Hari ini kita telah menyaksikan dua buah rekor sekaligus yaitu yang utama pembuatan kacamata gerhana matahari terbanyak. Awalnya panitia itu membuat 3 ribu kacamata namun setelah kami verifikasi pembuatan kacamata gerhana ini mencapai 3300 kacamata,” tuturnya.
Dengan ini ia mengatakan pihaknya sangat bangga bahwa UMSU mendapatkan rekor tersebut.
Sementara itu usai sholat gerhana matahari dan menerima dua rekor MURI tersebut, Rektor UMSU Dr Agussani MAP mengatakan pihaknya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini.
Dengan diterimanya rekor MURI itu, Agussani menyatakan akan mengupayakan sekuat tenaga bagaimana mengembangkan keilmuan di bidang astronomi dan ilmu Falak yang mencetak kader-kader yang potensial. Agussani juga mengungkapkan pihaknya akan membuka cabang Observatorium Ilmu Falak (OIF).
“Kita akan membuka cabang OIF di Tapteng dengan luas 3 hektar. Nantinya akan kita buat menjadi pusat peradaban dalam rangka mendukung titik nol masuknya Islam di Sumatera Utara maupun di Indonesia,” kata Agussani.
Menurutnya gerhana matahari cincin yang berlangsung saat ini merupakan hal yang istimewa bagi UMSU.
“Gerhana matahari ini sangat istimewa karena ini merupakan keunggulan yang luar biasa bagi UMSU,” ujarnya.
Disebutkannya, UMSU mendapat akreditasi A salah satunya karena adanya OIF ini, dan keunggulannya sudah diakui pemerintah.
“Pemerintah mengakui keunggulan UMSU itu adalah OIF,” kata Agussani. (gusti)