Medan (Pewarta.co)-Gerakan Peternak Babi Indonesia, swadaya masyarakat menggelar sosialisasi pencegahan dan penanggulangan virus African Swine Fever (ASF) pada hewan ternak babi.
Hal itu dilakukan dalam memelihara situasi Kamtibmas di wilayah Provinsi Sumatera Utara pada Jumat (7/7/2023).
Sosialisasi digelar Kantor Sekretariat, Jalan Bunga Rante Raya, Lingkungan III No.99, Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan.
Ketua Gerakan Peternak Babi Indonesia, Heri Ginting, mengatakan kegiatan ini digelar atas swadaya agar masyarakat peternak lebih paham dalam proses pencegahan serta penanggulangan virus ASF yang menyerang hewan ternak.
Dalam kesempatan itu, Heri Ginting, berbincang-bincang dengan ratusan Peternak Babi perwakilan dari Kota Medan, Kabupaten Deliserdang dan sekitarnya.
“Bapak, Ibu, saya terus berjuang menemui pemerintah, baik itu Dinas Peternakan, tapi sampai hari ini yang namanya virus ASF itu vaksinnya belum ditemukan. Jadi saya mengimbau kepada Bapak dan Ibu agar berswadaya atau bermandiri kita mencegah virus ini, yang paling penting jaga sanitasinya, jaga kebersihan kandangnya,” kata Heri Ginting.
Kami sampaikan kepada masyarakat peternak mari bersama-sama mendukung Pemerintah dan pihak Kepolisian Republik Indonesia khususnya Polda sumatera Utara dalam memelihara dan terciptanya Kamtibmas yang kondusif di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Ia pun mengajak agar para peternak babi bersatu jangan ada yang bercerai berai apalagi ini memasuki tahun politik.
Sementara itu, Dewan Penasehat, Sutrisno, juga turut hadir dalam kesempatan tersebut dan menyampaikan tujuan dari sosialisasi ini.
“Sosialisasi ini sering dilakukan baik secara mandiri maupun melalui pemerintah, tujuannya adalah seperti yang dikatakan ketua tadi jika masyarakat ini mendapatkan perhatian dari pemerintah, tentang dia akan mendukung seluruh program pemerintah termasuk menciptakan Kamtibmas yang baik,” ucap Sutrisno.
Dilanjutkannya, jadi Gerakan Peternak Babi Indonesia ini turun ke peternak babi langsung untuk membantu. Misal menyosialisasikan kepada masyarakat jika hewan ternak babi mati maka diupayakan mengubur sendiri jangan sampai menciptakan keributan di tengah masyarakat.
“Nah yang kita minta kepada pemerintah, jika suatu saat terjadi wabah ASF pada hewan ternak babi kembali hendaknya pemerintah itu respon agar jika ada peternak babi yang tidak mampu mengubur sendiri hewan ternak babi karena sudah habis uangnya, sehingga ia buang ke sungai dan itu bisa berdampak sosial,” pungkasnya. (Rizky Zulianda)