Asahan, Pewarta.co.
Sejumlah warga di sekitar jalan Syech Silau (Pasar 11 Kecamatan Air Joman red) dan pengguna jalan mengeluhkan kondisi jalan yang berstatus milik Provinsi tersebut.
Pasalnya, sudah hampir satu tahun lamanya, proses pengerjaan proyek peningkatan ruas jalan tersebut saat ini masih mandek / terhenti dan belum juga ada tanda-tanda untuk diselesaikan oleh pihak rekanannya.
“Sejak tahun 2022 lalu, jalan tersebut telah dikupas dengan menggunakan alat berat, lalu ditimbun dengan base.Sialnya, hingga kini, kondisi jalan itu belum juga diselesaikan alias mandek oleh pihak rekanan / kontraktornya,” ungkap Iwan didampingi warga sekitar lainnya, Minggu (13/8).
Akibat kondisi itu, lanjut mereka, debu – debu halus yang berasal dari base jalan tersebut sangat menyiksa warga sekitar dan para pengguna jalan.
“Lihat saja bang, rumah – rumah warga disini menjadi tempat bersarangnya debu – debu yang terbang dari jalan tersebut. Padahal, pengerjaan jalan yang berstatus Provinsi tersebut sudah lama beberapa bulan dikerjakan, namun belum juga tuntas / selesai,” jelas mereka.
Mereka mengakui jia setiap harinya harus memiliki pekerjaan ekstra di rumah, karena setiap saat harus membersihkan debu – debu yang sudah tidak bisa ditoleransi.
“Akibat proyek jalan yang tidak kunjung diselesaikan ini, kita seolah – olah seperti menjadi korban gunung meletus, tidak hanya dinding dan tumbuhan di depan rumah yang dipenuhi debu, alat – alat perabotan rumah tangga juga terkena debu,” ujar mereka dengan nada kesal.
Kalau seperti ini dampak yang setiap saat harus dirasakan, lanjut mereka, lebih baik jalan tersebut tidak diperbaiki.
“Percuma saja jalan tersebut ditimbun dengan menggunakan base, namun tidak langsung diselesaikan, akhirnya kami harus menanggung penderitaan karena harus berhadapan dengan debu yang berterbangan,” tegasnya.
Senada, beberapa pengguna jalan juga mengeluhkan banyaknya debu – debu yang berterbangan saat melintasi di jalan tersebut.
“Ampun kali bah saat melintas di jalan ini, karena banyak kali debu – debu yang berterbangan. Akibatnya, mata kita menjadi perih, disamping itu, nafas juga agak sesak karena harus menghirup debu,” tegas beberapa pengguna jalan.
Boleh jalan Syech Silau (pasar 11 red) ini diperbaiki, lanjut mereka, asalkan cepat untuk dikerjakan / diselesaikan.
“Kalau begini kejadiannya, Siapa pula yang harus bertanggungjawab karena banyak debu – debu yang beterbangan di jalan ini,” ungkap para pengguna jalan.
Warga bersama para pengguna jalan berharap kepada pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar segera menyelesaikan pengerjaan jalan Syech Silau ( pasar 11 ) Kecamatan Air Joman tersebut.
“Agar warga dan pengguna jalan tidak tersiksa karena harus menghirup dan membersihkan debu – debu yang berasal dari jalan yang telah ditimbun dengan base tersebut,” harap mereka.
Perlu diketahui, Jalan Syech Silau ( pasar 11 red) merupakan jalan berstatus milik Provinsi Sumatera Utara. Jalan tersebut merupakan jalan yang menghubungkan dua Kecamatan yaitu Kecamatan Air Joman dan Kecamatan Silau Laut.
Berdasarkan pantauan, jalan tersebut telah ditimbun dengan menggunakan base, dan hingga kini, tidak ada tanda – tanda pengerjaannya.
Sampai saat ini, belum ada konfirmasi dari otoritas / dinas terkait terkait jalan tersebut, sebab, sudah hampir satu tahun, jalan tersebut terkesan dibiarkan dalam kondisi seperti itu.
Sekedar informasi, debu – debu tersebut tidak hanya beterbangan pada siang hari, namun juga pada malam hari, tidak heran, warga sekitar maupun pengguna jalan merasa tersiksa dengan kondisi seperti itu.
(ded)