Banda Aceh (Pewarta.co)-Menyerbaknya isu perpecahan di antara mahasiswa asal Aceh Tenggara yang diduga disebabkan adanya kepentingan politik praktis dari elit politik, Aktivis Mahasiswa, Hamas Muda dengan lugas menuding Ketua Forbes DPRA Dapil VIII adalah dalang Perpecahan Kelompok mahasiswa tersebut.
Menurut aktivis mahasiswa Aceh Tenggara, Hamas Muda Mahady, polemik yang terjadi di tubuh paguyuban Ikatan Mahasiswa Aceh Tenggara (IPMAT) di Banda Aceh saat ini dinilai merupakan skenario politik dari Ketua Forbes DPRA Dapil VIII, H. Ali Basrah.
Ali Basrah sendiri saat ini menjabat sebagai wakil Ketua II DPRA dituding sebagai dalang permasalahan yang menimbulkan organisasi paguyuban tandingan.
“Semua berawal dari rencana pencopotan ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Tenggara (IPMAT) Banda Aceh yang resmi hingga timbul nya IPMAT tandingan, ini merupakan sejarah organisasi mahasiswa Aceh Tenggara yang sangat buruk, tentu hal seperti ini ada yang mendalangi,” ungkap Hamas kepada awak media, Kamis, (10/04/2026).
Hamas Muda sendiri adalah seorang aktivis Mahasiswa yanv saat ini tengah menempuh penidikan di Kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Dia menjelaskan, bahwa dinamika seperti ini sudah terlalu berlebihan, karena sudah masuk unsur politik praktis ke dalam organisasi mahasiswa.
“Saya dengar langsung dari mulut bapak H. Ali Basrah, S.Pd. M.M. yang merencanakan pencopotan ketua IPMAT Banda Aceh akibat tak bisa dibungkam karena melakukan aksi demo di kantor DPRA, setelah beberapa hari demo tiba tiba muncul ketua IPMAT versi DPRA, ini kan benar-benar tidak sehat,” ungkap Hamas.
Lebih lanjut Hamas menambahkan, mengadu domba sesama mahasiswa adalah kejahatan moral yang luar biasa, melihat ada dua organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Tenggara (IPMAT) di Banda Aceh, yang satu melakukan keritik dan yang satu lagi sebagai tameng untuk meredam keritik.
Semurni-murninya gerakan mahasiswa, imbuh Hamas, adalah memberi keritik, bukan melindungi dan meredam apalagi untuk melindungi kepentingan DPR, tentu moralitas mahasiswa yang melindungi kepentingan DPRA sudah rusak.
“Saya sudah melakukan konfirmasi via WhatsApp ke oknum yang mengaku-ngaku sebagai ketua IPMAT Banda Aceh versi DPRA berinisial B dengan nomor WhatsApp 0822-9214-xxxx, hingga kini tak berani menjawab pertanyaan saya,” terang Hamas.
Bayangkan, lanjut Hamas, kelompok mahasiswa memuja dan melindungi DPR, seolah-olah DPR itu adalah malaikat yang suci.
“Kalau menurut pandangan saya mereka sedang memuja dan melindungi koruptor,” tegas Hamas mengakhiri pernyataannya.(ril)