Banyumas (Pewarta.Co) – Ketua Dharma Pertiwi Koorcab Purwokerto Daerah D Ny. Dewi Lagan Safrudin beserta anggota Dharma Pertiwi Koorcab Purwokerto, anggota Persit, Jalasenastri dan Pia Ardiagarini Webinar kegiatan Pelatihan dan Membatik yang diselenggarakan Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Nanny Hadi Tjahjanto, Jum’at (02/10/2020) di Aula Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro, Sokaraja, Banyumas.
Webinar pelatihan dan membatik dalam rangka Hari Batik Nasional diawali sambutan Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Nanny Hadi Tjahjanto, yang menyampaikan kegiatan pelatihan membatik bersama secara virtual ini diharapkan dapat membantu upaya pembangunan ekonomi yang dapat mempengaruhi sektor perekonomian nasional, diantaranya dapat menjadi lapangan usaha yang mandiri bagi jutaan orang yang berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat yang terlibat di dalamnya.
Dikatakan, Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain yang diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
Menurutnya, saat ini kemajuan dan perkembangan batik tidak diimbangi oleh regenerasi para pembatik itu sendiri. “Minimnya regenerasi para pembuat batik menjadikan jumlah mereka makin lama makin sedikit dan didominasi oleh kaum tua. Membatik diperlukan kesabaran dan ketelitian, tapi bukan berarti kesabaran dan ketelitian itu hanya dimiliki oleh kaum tua saja, sehingga hanya mereka yang mampu membuatnya”, ungkapnya.
“Karenanya, agar eksistensi batik Indonesia tetap terjaga di masa depan, diharapkan Ibu-ibu harus mulai sadar untuk turut terjun dalam pembuatan batik. Jangan sampai dituntut oleh pihak lain hanya karena keengganan kita untuk melestarikan dan mewarisi seni budaya membatik itu sendiri. Ini adalah tugas kita bersama untuk mewariskannya kepada generasi berikutnya atau generasi muda kita”, harapnya.
“Kita patut bangga bahwa respon dunia terhadap batik Indonesia sangat-sangat baik, sehingga mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO-PBB yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity peninggalan budaya dunia dari Indonesia pada tanggal 29 September 2009 di Abu Dhabi”, terangnya.
Pengukuhan UNESCO-PBB ini membawa konsekuensi bahwa pihak pemerintah Indonesia maupun organisasi kemasyarakatan terkait harus terus menerus secara nyata melestarikan dan mengembangkan warisan budaya tersebut. Untuk itu, kobarkan selalu semangat pantang mundur, semangat belajar serta semangat kemandirian dan solidaritas yang akan menjadikan semua tumbuh berkembang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan.
Sementara itu, Ketua Dharma Pertiwi Koorcab Purwokerto Daerah D yang juga selaku Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro menyampaikan batik merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia, karenanya sebagai warga Negara Indonesia, kita patut berbangga karena batik telah diakui dunia internasional. “Kita harus dapat dan terus melestarikan budaya adiluhung bangsa tersebut. Kita berbangga saja tidaklah cukup tanpa terus kita tumbuhkembangkan kecintaan kita terhadap batik”, ujarnya.
Ny. Dwi Lagan berharap kepada ibu-ibu baik yang mengikuti kegiatan maupun segenap anggota agar dapat mengedukasi cara membatik dengan baik dan menggali potensi batik yang ada sebagai salah satu upaya melestarikannya yang sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. “Terlebih di tengah pandemi Covid-19 saat ini, keterampilan membatik dapat menjadikan solusi bagi kita. Bila kita dapat mengedukasi dan mempelajari batik dengan serius serta dapat mengembangkan keterampilannya, nantinya bila sudah berkembang dan berjalan dapat menambah income pendapatan bagi keluarga serta turut andil membantu masyarakat dilingkungannya meningkatkan kesejahteraannya,” terangnya.
“Membatik adalah kegiatan positif dan menarik, bukan saja menyita perhatian secara khusus akan tetapi juga harus benar-benar teliti dan ulet dalam melaksanakannya. Jika keterampilan membatik dapat ditekuni dengan baik, nantinya akan dapat menjadi peluang membuka lapangan usaha guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan keluarga.”, pungkasnya. (AVID)