Medan (Pewarta.co)-STIE Mahkota Tricom Unggul (MTU) menggelar kuliah umum daring di kampus Jalan Pematang Pasir No 27 Tanjung Mulia Hilir, Selasa (1/9/2020).
Kuliah daring itu menampilkan Prof Dr Dadan Ramdan MEng MSc yang juga dihadiri Ketua Yayasan MTU Usli Sasri, Sekretaris Yayasan Fuad Halimoen, Ketua STIE MTU Prof Zulkarnain Lubis serta para dosen, civitas dan mahasiswa kampus tersebut.
Dalam paparannya, Prof Dadan menuturkan, akreditasi Program Studi (Prodi) dan Perguruan Tinggi (PT) ditentukan oleh SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal).
“SPMI bertujuan memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berkelanjutan, yang dijalankan secara internal untuk mewujudkan visi dan misi perguruan tinggi,” kata Dadan.
Dadan yang rektor Universitas Medan Area ini menuturkan, SPMI juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tridharma PT.
Menurutnya, sebuah lembaga pendidikan tinggi yang bermutu harus diselenggarakan sesuai dengan standar perguruan tinggi yang terdiri dari Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.
“Oleh karena dibutuhkan penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi melalui proses Penetapan, Pemenuhan, Evaluasi, Pengendalian, dan Pengembangan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders seperti mahasiswa, orangtua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang serta pihak lain yang berkepentingan memeroleh kepuasan,” katanya.
Dalam Kuliah Umum Daring tersebut, Prof Dadan berharap, agar terwujudnya SPMI di STIE MTU dibutuhkan komitmen dari yayasan, pimpinan, dosen, civitas dan para mahasiswa sesuai standar yang telah ditetapkan SPMI.
Sebelumnya, Ketua Yayasan MTU Usli Sasri menyadari bahwa sistem pendidikan telah terjadi perubahan.
“Sistem era sebelumnya, banyak mahasiswa lebih pasif mendengar di perkuliahan. Namun, sistem sekarang sudah berubah, karena mahasiswa lebih interaktif dan inovatif,” sebut Vice President Mahkota Group ini.
Bahkan, saat ini paradigma perkualihan memberikan kebebasan para mahasiswa mengambil pengetahuan dari beberapa praktisi.
“Keterlibatan praktisi dalam perkulihan sangat penting untuk dapat sharing informasi dan pengalaman kepada mahasiswa,” ucapnya.
Ia berharap, para mahasiswa STIE MTU dapat menyerap ilmu dan pengalaman praktisi-praktisi dalam kuliah umum kampus.
“Sangat banyak ilmu yang bisa disharingkan para praktisi untuk diserap mahasiswa,” ujarnya.
Ketua STIE MTU, Prof Zulkarnaen Lubis mengakui, telah dilakukan penandatangan kerjasama dengan Universitas Medan Area dan STIE MTU dalam hal peningkatan mutu pendidikan, beberapa waktu.
“Kerjasama tersebut akan mendorong STIE MTU untuk mencapai standar mutu perguruan tinggi yang telah ditetapkan,” kata Prof Zulkarnain.
Dia menyebutkan, kuliah umum ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan STIE MTU setiap bulannya. Namun karena Wabah Covid ini kuliah umum dilakukan secara daring.
Program kuliah umum ini juga menghadirkan para narasumber yang pakar di bidangnya, yang mendorong perubahan kurikulum pendidikan STIE MTU mengarah kepada internationalization dan technopreneurship. (gusti)