Silau Kahean (Pewarta Co) – Komunikasi Sosial (Komsos) adalah bagian dari metode Pembinaan Teritorial (Binter) yang merupakan tugas pokok Babinsa sebagai pelaksana Binter, baik dengan sesama aparat di lapangan maupun dengan masyarakat dalam rangka memantapkan Kemanunggalan TNI -Rakyat.
Seperti yang dilakukan oleh Babinsa Kodim 0207/SML yang tergabung dalam Satgas Ter Ancab BTP Yonif 125/Smb ini.
Dengan dipimpin Pasiter Satgas Kapten Inf Suheri melakukan kunjungan silaturahmi door to door ke perkampungan dimana dilakasnakan Latihan Ancab BTP Yonif 125/Smb, Minggu (1/12/2019)
Silaturahmi sekaligus meningkatkan pembinaan teritorial (Binter) ini Satgas Ter mengajak masyarakat agar peduli dengan kesehatan, keamanan lingkungan dan dapat mencegah masuknya paham-paham radikalisme dan intoleransi.
Kapten Inf Suheri mengatakan, Salah satu peran TNI dimanapun bertugas dan berada adalah membina teritorial agar wilayah selalu aman dan kondusif,untuk mewwujudkan hal itu selalu berkerjasama dengan unsur komponen masyarakat.
Kegiatan anjangsana dan silaturahmi ini selain untuk berbagi informasi di wilayah juga sebagai sarana mempererat tali silaturahmi dan kerjasama yang baik dan bersinergi dalam rangka mendukung tugas pokok TNI serta terwujudnya “Kemanunggalan TNI dengan Rakyat”
“Selain itu, kegiatan anjangsana ini bertujuan untuk mempererat hubungan dengan masyarakat sehingga sasaran Binter dapat tercapai secara optimal sesuai yang diharapkan Komando Atas,” ungkap Pasiter Satgaster.
Terkait paham radikalisme , Kapten Inf Suheri menyampaikan agar diperlukan langkah-langkah strategis dalam upaya membangun kesadaran Bela Negara yang kuat dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menyampaikan nilai Bela Negara adalah dengan memanfaatkan peralatan dan ruang digital dengan kreatif.
“Pemanfaatan teknologi informasi di ruang digital diyakini mampu menjadi metode efektif untuk menumbuhkan kesadaran Bela Negara demi menjaga Persatuan dan Kesatuan, “ungkapnya.
Mengapa dimasa damai kita harus bersiap untuk berperang. Perkembangan dunia saat ini begitu pesat diiringi perkembangan teknologi informasi yang terus bergerak dengan cepat mempengaruhi pola pikir manusia, bahkan gaya hidup dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan ini yang juga sangat berpengaruh besar pada generasi milenial. Di era globalisasi kita dapat melihat peranan pemuda Indonesia dalam membangun bangsa dinilai sangat kurang.
Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian para pemuda terhadap bangsa, dimana nilai akan Rasa Nasionalisme dikalangan generasi muda sekarang ini sudah mulai luntur. Informasi yang berkembang saat ini dimana akses untuk mendapatkan informasi hampir tidak ada halangan menyebabkan generasi muda bangsa kita mudah untuk terpengaruh oleh informasi negative yang bertentangan dengan budaya bangsa.
Sehingga mudahnya masuk paham-paham menyesatkan yang merongrong dam berupaya menghancurkan Bingkai NKRI. Seperti paham Radikalisme dan Separatisme.
Radikalisme merupakan suatu aliran atau pemahaman yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan adanya perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan.
Faktor penyebab munculnya radikalisme diantaranya kapitalisme global, problem kemiskinan,ketidak adilan, pemahaman agama yang sempit, sosial politik, faktor kultural, faktor idiologis anti barat, kebijakan pemerintah yang disalah tafsirkan oleh pihak tertentu dan kelompok ini sengaja menciptakan suasana tersebut dengan segala cara agar timbul perpecahan, maka itu perlu ditingkatkan lagi rasa cinta tanah air dan bela negara agar tidak terjadi percahan.
“Harapan kita radikalisme merupakan musuh bersama. TNI sebagai salah satu institusi negara,mengajak secara bersama sama seluruh komponen bangsa untuk turut serta berperan aktif dalam mencegah dan menangkal perkembangannya bahaya radikalisme di Indonesia,”tegasnya. (AVID)