Papua (pewarta.co) – Satgas Pamtas Yonif 713/ST Pos Mosso Pada hari Senin, 21 Oktober 2019 pukul 08.30 Wit bertempat di balai desa kampung Mosso melaksanakan penyuluhan eliminasi Malaria bekerjasama dengan Puskesmas Skow.
Kegiatan ini dilaksanakan karena sampai saat ini malaria masih menjadi “musuh” yang terus diperangi di negeri ini, secara khusus Papua. Sampai saat ini di Indonesia, kasus malaria banyak ditemukan di Bengkulu dan di kawasan Timur Indonesia seperti di Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Maluku Utara.
Ada 24 spesies nyamuk Anopheles sp sebagai pembawa penyakit dan ada lima jenis parasit penyebab, yaitu Plasmodium falciparum, vivax, malariae, ovale dan knowlesi yang terbaru.
Laras bidan di Mosso mengungkapkan orang yang terkena malaria ditandai oleh demam, menggigil berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal–pegal. Dan Eliminasi Malaria ini merujuk pada upaya menghentikan penularan malaria setempat (indigenous) dalam satu wilayah geografis tertentu.
Tambahnya hambatan-hambatan terbesar untuk mengeliminasi malaria adalah munculnya resistensi parasit terhadap obat antimalaria, resistensi nyamuk terhadap insektisida, dan kinerja sistem kesehatan yang tidak memadai.
Pemerintah menargetkan Indonesia terbebas dari malaria pada 2030. Salah satu upaya mencapai target itu ditentukan oleh efektivitas pengobatan. Pengobatan efektif artinya pemberian artemisinin-based combination therapies(ACT) pada 24 jam pertama pasien demam dan obat harus diminum habis dalam tiga hari.
Pertanyaannya saat ini adalah mengapa malaria di Indonesia tetap sulit diberantas walau penyebabnya sudah diketahui, ada pengendalian, dan obatnya telah diberikan kepada pasien. Kompleksitas negara kepulauan dengan keberagaman akses terhadap pelayanan kesehatan memberi kontribusi terhadap maju mundurnya pencapaian eliminasi malaria ini.
Sistem kesehatan yang baik juga menjadi kunci eliminasi malaria. Muncul kembalinya malaria terkait erat dengan program pengendalian yang melemah dan berkurangnya pendanaan untuk operasional program pengendalian malaria.
Hadir dalam kegiatan eliminasi malaria ini Agus Wepafoa (Kepala Kampung Mosso), Letda Inf Chairul FBN (Danpos Mosso Satgas Pamtas Yonif 713/ST), Hein Yophi Pula (Kepala Puskesmas Skow), Laras (Bidan Pustu Mosso), Aparat kelurahan dan masyarakat, anggota pos Mosso dan masyarakat Mosso.
Agus sebagai Kepala Kampung mengungkapkan terimakasih kepada Satgas dan Puskesmas Skow yang telah memberikan penyuluhan Eliminasi Malaria ini, sedikit banyak masyarakat jadi tahu bagaimana eliminasi malaria itu sehingga masyarakat bisa menyiapkan diri, masyarakat bisa mengantisipasi malaria itu supaya masyarakat tetap sehat dan bisa menjalankan aktivitas mereka sehari-hari. (red)