MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menerima sejumlah mahasiswa Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Kamis (1/8) di Ruang Pers, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan. Pertemuan ini terkait unjuk rasa yang digelar GMKI, Jumat (26/7).
Dalam unjuk rasa tersebut, mahasiswa GMKI antara lain meminta agar Pemerintah Provinsi (Pempov) Sumut melakukan tindakan untuk mengatasi pencemaran lingkunan yang terjadi di kawasan Danau Toba. Apalagi, Danau Toba akan dibangun menjadi salah satu destinasi wisata kelas dunia.
Menanggapi hal itu, Gubernur Edy Rahmayadi yang didampingi Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Suriadi Bahar, menyampaikan bahwa apa yang menjadi tuntutan mahasiswa GMKI tersebut sudah dilakukan Pemprov Sumut, sebelum mahasiswa berunjuk rasa ke Kantor Gubernur.
Bahkan, kata Edy Rahmayadi, terkait Danau Toba sudah disampaikannya langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan menteri terkait, ketika mengadakan kunjungan kerja ke Danau Toba kemarin. “Sebelum kalian datang, saya sudah menyampaikan agar pemerintah pusat mengambil tindakan terhadap pencemaran Danau Toba, dan ini mendapat perhatian dari Presiden RI Joko Widodo yang akan mengucurkan dana sebesar Rp2,4 T untuk memperbaiki Danau Toba mulai infrastruktur, hingga ekonomi masyarakat sekitar Danau Toba,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyayangkan tindakan aksi tersebut yang mengakibatkan kerusakan pintu gerbang Kantor Gubernur. Seharunya, kata Gubernur, mahasiswa dapat menyampaikan aspirasi secara santun dan tidak perlu melakukan perusakan.
“Pintu Gerbang (Kantor Gubernur Sumut) ini merupakan marwah masyarakat Sumut, yang berasal dari berbagai agama dan suku, mengapa kalian merusak, kalian mahasiswa harusnya lebih tertib dan santun,” kata Edy Rahmayadi.
Apalagi, kata Edy Rahmayadi, setiap aksi ada unjuk rasa yang datang selalu dilayani dan ditanggapi. “Setiap masyarakat datang melakukan demo atau unjuk rasa, kalau ada pasti saya jumpai, kalau kalian yang datang saat itu saya sedang di luar kota dan ada acara, dan saya memang tidak tahu kalian akan datang, apa ada surat aksi kalian kepada pihak terkait,” tanyanya.
Ketua GMKI Cabang Medan Hendra Manurung mengatakan, aksi yang mengakibatkan kerusakan pintu gerbang itu terjadi diluar kendali mereka. “Kami sudah lama menunggu, jadi kami tak ada rencana terjadi perusakan pintu gerbang Kantor Gubernur, bahkan memang kami rasa pintu gerbang tidak kokoh, bahkan lebih kokoh pagar rumah kami, maka hanya dua orang yang mengoyangkan bisa rusak,” katanya.
Namun mahasiswa GMKI tetap enggan untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada Gubernur Edy Rahmayadi atas aksi unjuk rasa yang mengakibatkan kerusakan Pintu Gerbang Kantor Gubernur. **