• Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pasang Iklan
Selasa, 26 Agustus 2025
Pewarta.co
  • HOME
  • Medan
  • Sumut
  • RIAU
  • Aceh
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Sport
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • HOME
  • Medan
  • Sumut
  • RIAU
  • Aceh
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Sport
  • Advertorial
No Result
View All Result
Pewarta.co
No Result
View All Result
Home News Medan
Teks foto: Pewarta.co/agustina Bang Ramon tak hanya mengantarkan paket, tapi juga harapan. Meski kehilangan kaki kanan, ia tetap tangguh berdiri sebagai mitra JNE Sergai

Bang Ramon tak hanya mengantarkan paket, tapi juga harapan. Meski kehilangan kaki kanan, ia tetap tangguh berdiri sebagai mitra JNE Sergai (Pewarta.co/agustina)

Melangkah Tanpa Batas: Satu Kaki, Beri Banyak Harapan

Penulis : Agustina

by Redaksi
Senin, 30 Juni 2025
in Medan
78
VIEWS
FacebookTwitterWhatsappLineWechat

Medan (Pewarta.co) –SETIAP hari, ia menyusuri jalanan Serdang Bedagai, sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, dengan satu kaki dan sebuah tekad yang tak tergoyahkan: hadir di tempat-tempat yang tak selalu bisa dijangkau sistem.

Mengenakan seragam JNE dan kaki palsu yang menemaninya bertugas, Bang Ramon kini membalas kehidupan dengan membantu orang lain berjalan kembali (Pewarta.co/dok ist)
Mengenakan seragam JNE dan kaki palsu yang menemaninya bertugas, Bang Ramon kini membalas kehidupan dengan membantu orang lain berjalan kembali (Pewarta.co/dok ist)

Lelaki itu adalah Bang Ramon, begitulah ia memperkenalkan dirinya. Ia bukan kurir biasa, juga bukan pemilik jaringan besar.

bacajuga

JNE & Itang Yunasz Kolaborasi Sambut Ramadan dan Hari Raya    

Meriahkan Imlek 2023, JNE Gelar Berbagai Program Promo

Gelar Berbagai Program Akhir Tahun, JNE Berbagi untuk Indonesia

Ia adalah mitra #JNE dan lebih dari itu, ia adalah wajah dari kecepatan yang lahir bukan dari tergesa, tapi dari komitmen untuk tak pernah absen hadir.

Bang Ramon, namun nama yang tertera di KTP-nya adalah Sopiar, memulai usaha membuka gerai JNE di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), wilayah yang mekar dari Deli Serdang pada 2004, tanpa strategi yang rumit. Tanpa modal besar. Bahkan tanpa sepasang kaki yang utuh.

Pada tahun 2010, Bang Ramon memulai segalanya dari nol. Ia membangun gerai JNE Cabang Serdang Bedagai di sebuah ruko sederhana milik orang tuanya—dua pintu berukuran masing-masing 5 x 5 meter. Tak ada perhitungan rumit soal untung rugi. Ia hanya ingin bergerak. Karena bagi Bang Ramon, diam justru terlalu berisik—terutama setelah hidupnya sempat terhenti saat kehilangan satu kaki.

Kini, gerai JNE Sergai yang berdiri di Jalan Lintas Medan–Tebing Tinggi No. 32, Dusun I, Sei Rampah itu mungkin tampak seperti gerai pengiriman pada umumnya. Namun, di balik dindingnya, tersimpan kisah perjuangan yang luar biasa.

Dua ruko yang berdampingan itu difungsikan secara maksimal. Satu difungsikan sebagai ruang SCO (Sales Counter Officer), tempat para karyawan Bang Ramon berinteraksi langsung dengan pelanggan. Mereka adalah garda terdepan dalam memberikan layanan, informasi, dan menghadirkan pengalaman terbaik bagi pengguna JNE di Sergai. Sementara satu bangunan lainnya digunakan untuk kegiatan operasional: tempat paket-paket ditata, dikelola, dan siap didistribusikan ke berbagai wilayah tujuan.

Namun, di balik 14 karyawan yang ia pimpin, jangkauan distribusi ke 11 kecamatan, dan sistem operasional yang tertata rapi, tersimpan kisah perjuangan yang tumbuh dari keyakinan, kerja keras, dan semangat berbagi. Ini adalah kisah tentang seorang lelaki yang pernah kehilangan, lalu memilih untuk melangkah kembali.

Kaki kanan boleh hilang, tapi tekadnya tetap utuh. Dari balik senyum dan jaket merah biru, Bang Ramon mengajarkan arti bangkit dan berbagi (Pewarta.co/agustina)
Kaki kanan boleh hilang, tapi tekadnya tetap utuh. Dari balik senyum dan jaket merah biru, Bang Ramon mengajarkan arti bangkit dan berbagi (Pewarta.co/agustina)

Pertemuan ‘jodoh” Bang Ramon dengan JNE bermula pada 2009. Kala itu, Bang Ramon tengah menjaga lapak dagangannya – koran dan jajanan kecil – seperti biasa, hingga tiba-tiba seorang tamu tak terduga mampir. Yayang Fitrajaya, pimpinan Cabang JNE Medan saat itu.

Tanpa banyak kata, sebuah tawaran mengejutkan pun disampaikan.

“Pak, ini tempat bagus untuk buka JNE,” ucap Yayang.

Ramon tak berusaha menyembunyikan kondisi fisiknya. Dengan apa adanya ia bilang kalau dirinya menggunakan kaki palsu. Tapi tak ada penolakan, tak juga pertanyaan meragukan. Justru yang ada kepercayaan penuh, yang datang tanpa syarat.

Tanpa hitung-hitungan rumit soal untung rugi, ia memutuskan untuk jalan. “Saya nggak mikirin bakal dapat berapa. Yang penting jalan dulu. Ternyata dari situlah rezeki datang,” ungkapnya. Niatnya tulus, ingin bergerak dan memberi manfaat.

Tahun-tahun itu, jasa pengiriman belum seramai sekarang. E-commerce belum meledak, pilihan pengiriman tak sebanyak hari ini. Tapi bagi Bang Ramon, itu justru peluang. Ia melihat satu hal penting: teknologi bisa berubah, tapi manusia tetap butuh orang lain untuk menyampaikan barang, dokumen, bahkan kabar.

“Ini jenis usaha yang belum tergantikan oleh teknologi, tetap butuh manusia untuk antar barang,” ujarnya.

Teks foto:Pewarta.co/agustina
Bang Ramon tak hanya mengantarkan paket, tapi juga harapan. Meski kehilangan kaki kanan, ia tetap tangguh berdiri sebagai mitra JNE Sergai
Bang Ramon tak hanya mengantarkan paket, tapi juga harapan. Meski kehilangan kaki kanan, ia tetap tangguh berdiri sebagai mitra JNE Sergai (Pewarta.co/agustina)

Namun, rupanya sebelum nama JNE Express Sergai terpampang di gerai itu,
ada peristiwa besar dalam hidup Bang Ramon. Sebuah kehilangan yang bukan hanya fisik, tapi juga emosional.

Ia kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Kaki kanannya, yang terpaksa harus direlakannya sebatas lutut akibat kecelakaan tabrak lari.

“Kalau enggak salah, kejadiannya itu tahun 2008, bulan enam. Tanggalnya kalau gak salah pas pembukaan Euro (Kejuaraan Eropa UEFA) gitulah,” kenangnya, mencoba menggali kembali potongan ingatan yang masih melekat.

Kehilangan itu menjadi titik balik dalam hidup Bang Ramon. Di saat sebagian orang mungkin menyerah, lelaki kelahiran 15 Februari 1974 ini memilih bangkit dan berjalan, meski tak lagi dengan sepasang kaki.
Bukan untuk mengasihani diri, tapi untuk menjemput masa depan.

Di balik duka itu, ia memotivasi diri bahwa kehilangan anggota tubuh bukan akhir, tapi titik balik. Ia pun bangkit dan bergerak.

Bang Ramon memulai babak hidup baru dengan kondisinya tak lagi sama, bersama istri yang menjadi mitra utamanya, baik dalam hidup maupun bisnis.

“Dia istri yang hebat. Tangguh,” puji Bang Ramon.

Sang istri, Tengku Maizura, menjaga kantor, sedangkan Bang Ramon sendiri yang keliling mengantar paket. Duo solid yang jadi fondasi awal. Bang Ramon menghitung kilometer, mengenal nama pelanggan satu per satu.

“Mungkin orang lihat kami, usaha gitu kok cuma berdua aja. Tapi buat saya, itu sudah cukup untuk memulai,” ujarnya sambil menatap Maizura, ibu dari empat anaknya, satu di antaranya telah berpulang di usia 17 tahun.

Ucapan sederhana, tapi jadi pondasi usaha yang sekarang berdiri tegak.

Sepeda motornya membawa lebih dari sekadar paket. Kenderaan itu membersamainya membawa harapan, kepercayaan, dan prinsip.
Walau sebagai owner JNE Cabang Sergai, Bang Ramon masih turun ke lapangan, karena baginya, sat set bukan soal gaya. Itu soal tanggung jawab.

“Pantang pulang sebelum kiriman sampai tujuan,” tukasnya.

Memang, sepertinya semangat Melesat Sat Set
#JNE34SatSet bukan slogan baginya. Itu cara hidup.
Barang masuk hari ini, harus sampai hari ini juga. Bukan demi angka. Tapi karena ia tahu, di ujung sana ada orang yang berharap dan menunggu.

Dan kadang, yang sampai bukan cuma paket. Tapi juga perasaan bahwa masih ada orang yang bekerja bukan sekadar demi selesai, tapi demi berarti.

Di tengah era serba cepat, JNE Sergai tetap memegang prinsip: barang masuk hari ini, diantar hari itu juga. Kecepatan jadi bagian dari layanan, tapi bukan satu-satunya tujuan. Kepercayaan pelanggan, keberlanjutan kerja tim, dan integritas usaha tetap dijaga, bukan hanya menjawab tantangan zaman.

Saat jasa pengiriman lain mulai bertarung dengan tarif murah dan jalur pintas, Bang Ramon memilih tetap patuh pada regulasi. Ia bergabung ke asosiasi resmi, memetakan jalur, bahkan menghitung kilometer sendiri untuk efisiensi.

Ia percaya, yang cepat belum tentu tepat. Yang tepat, pasti sampai.

“Memang bukan jalan yang gampang, tapi saya percaya, kalau kita ikuti aturan, kita bisa bertahan lama,” tuturnya.

JNE Sergai yang dipimpinnya kini mencakup 11 dari total 17 kecamatan yang meliputi 243 desa dan kelurahan yang ada di kabupaten ini. Tapi dulunya, ia sendiri yang menghitung rute. Ia tahu persis berapa kilometer dari Simpang Empat ke Perbaungan. Bahkan, ia mengusulkan ke pusat agar rute distribusi ke Lubuk Pakam dibuat lebih efisien.

Kepemimpinan Bang Ramon bukan yang duduk di kursi empuk dan menunjuk layar. Ia tahu jalanan, tahu medan, dan tahu tantangan di lapangan. Bukan aspal rata perkotaan saja yang dilaluinya. Jalanan terjal berliku hingga ke pelosok perkebunan, dan juga persawahan dijajalnya. Namun, dia bersyukur selalu aman-aman saja menyampaikan kiriman dengan keterbatasan yang melekat pada dirinya.

“Gasss terus. Bang Ramon ini si Kurir Area Kebun,” ujarnya seraya tergelak tertawa.

Tak heran. Medan jalanan yang kadang mulus kadang bergelombang, bukan hal yang asing dan baru baginya. Lahir dan besar di Sei Rampah, ibukota Kabupaten Serdang Bedagai, ia pernah berprofesi sebagai supir angkot dan loper koran. Bahkan, kecelakaan yang telah merampas kakinya itu terjadi saat ia sedang menjemput koran jelang dini hari untuk diedarkan.

Tak sekadar jadi mitra JNE, Bang Ramon kemudian memutuskan ‘melangkah’ lebih jauh. Meski hidup membatasi langkahnya, semangatnya dalam melayani sepertinya tak pernah mengenal batas.
Kaki kanannya telah hilang separuh, semangatnya tak pernah pincang.

Di balik rutinitas mengelola titik layanan JNE, tumbuh pula tekad Bang Ramon untuk memberi lebih. Untuk berbagi. Tahun 2014, ia menemukan panggilan hati yang lebih besar.

Lebih dari sekadar bisnis, Bang Ramon menjadikan JNE sebagai perpanjangan tangan untuk menolong. Bang Ramon pun menjadi relawan kaki palsu.

Melalui kolaborasi dalam program “1000 Kaki Palsu” bersama Kick Andy Foundation, JNE berperan sebagai jalur distribusi alat bantu, khususnya kaki palsu, yang dikirimkan secara gratis ke berbagai daerah.

Bang Ramon membuktikan bahwa bisnis tak hanya bisa memberi nafkah, tapi juga memberi harapan.
Ia sendiri yang mengantar paket kaki palsu itu, memastikan barang sampai, menyapa penerima, dan mendengar ucapan terima kasih yang tulus.

Mengantar harapan bagi Bang Ramon bukanlah beban tambahan. Itu bagian dari jalan hidup yang ia pilih.

Mempunyai keterbatasan fisik tidak menyurutkan Bang Ramon untuk menebarkan kebaikan. Sebagai relawan kaki palsu, ia mendata penyandang difabel cacat kaki yang ada di Sergai dan sekitarnya. Setelah didata, kaki mereka diukur oleh Bang Ramon untuk kemudian diberikan kaki palsu secara gratis.

Kaki palsu yang bernilai tinggi itu disumbangkan oleh sejumlah lembaga dan perusahaan, termasuk JNE yang turut berkontribusi dalam program ini.

Saat Bang Ramon mengemban misi kemanusiaannya itu, ia selalu mengenakan seragam Ksatria JNE, seakan menegaskan bahwa dirinya memang melekat, tak bisa dipisahkan dari JNE.

Bersama sang istri, Bang Ramon menjadikan keterampilan membuat cetakan kaki palsu sebagai jalan memberi harapan. Membantu orang lain kembali melangkah, bukan hanya dengan kaki, tapi juga dengan hati.

Keterampilan itu diperoleh secara otodidak. Sekira enam bulan setelah amputasi, Bang Ramon mulai mencari cara agar bisa berdiri kembali, tentunya dengan bantuan kaki palsu. Entah bagaimana caranya, ia mendapatkan nomor telepon Pak Sugeng, pembuat kaki palsu dari Solo. Mereka bertukar cerita di udara lewat sambungan telepon saja.

Bang Ramon dibantu istri mengukur kaki sendiri di rumah, membuat cetakan manual, kemudian dikirim ke Solo. Ukurannya harus pas dan tepat lantaran kakinya diamputasi di bawah lutut.

Saat itu, ia belum ‘berjodoh’ dengan JNE. Belum ada yang membiayai pembuatan kaki palsunya. Tak pelak, biaya untuk itu pun ditanggung sendiri. Tak murah menurutnya. Harganya Rp1,5 juta ketika ia beli satu kaki palsu pertamanya itu.

Makanya, Bang Ramon tak menginginkan sepeser pun upah ketika ia membantu orang lain bisa berjalan kembali. Ia mengaku, hanya ingin menolong. Bagi Bang Ramon, cukup melihat seseorang bisa berdiri kembali dengan senyum pertama si penerima kaki palsu, itu sudah jadi kebahagiaannya yang tertinggi.

Kini, ketika sebuah paket meluncur ke rumah pelanggan di Teluk Mengkudu atau Dolok Masihul, ada lebih dari sekadar label dan barcode di sana. Ada cerita. Ada nilai.

Ada jejak seorang lelaki yang pernah jatuh, dan memilih bangkit bukan untuk dirinya sendiri. Tapi, untuk membawa orang lain naik bersama. Untuk berbagi kebahagiaan, selaras dengan dengan semangat #ConnectingHappiness yang diusung JNE.

Bang Ramon tak pernah minta disebut luar biasa. Tapi bagi banyak orang, termasuk JNE sendiri, ia adalah wajah dari gerakan logistik yang punya hati.
Karena logistik tak akan sampai, tanpa mitra seperti Bang Ramon.

Itulah, pada 7 Januari 2022 dalam acara Kick Andy di Metro TV, Presiden Direktur JNE M. Feriadi Soeprapto secara langsung memberikan apresiasi kepada Bang Ramon sebagai pejuang disabilitas, sekaligus menyerahkan bantuan kaki palsu secara simbolis.

Selain kaki palsu baru, Presdir JNE itu juga memberi hadiah paket umrah bagi Bang Ramon dan isterinya, Tengku Maizura.

“Saya nggak bisa menolak. Bukan soal panggung, cari nama. Tapi, itu bentuk penghormatan. Saya merasa dihargai bukan sebagai pemilik usaha. Saya berdiri di depan publik
mewakili semangat berbagi,” kenang Bang Ramon.

Bagi dirinya, semakin banyak berbagi, memberi, dan menolong orang, akan semakin banyak doa yang datang.

“Bang Ramon itu mitra yang tahu jalur, tahu orang, dan tahu nilai,” ungkap Khairul Amri, Marketing Communication & Partnership JNE Medan.

“Dia nggak tunggu perintah. Bang Ramon peka, dan sigap. Itulah definisi sat set yang sebenarnya,” ujar Khairul lagi.

Khairul menilai JNE Sergai berkembang tak hanya sebagai titik distribusi paket, tapi juga sebagai simpul nilai, mulai dari koperasi internal, pelatihan SDM, hingga keterlibatan aktif dalam penguatan ekonomi lokal.

JNE Medan, sebut Khairul selalu memberikan ruang inovasi bagi semua mitranya, salah satunya adalah Bang Ramon, yang memiliki keterbatasan namun menjadi sebuah kelebihan untuk JNE Sergai sendiri.

Di mata JNE Medan, karakter kepemimpinan Bang Ramon yang paling menonjol dan dikenal adalah mengayomi dan peduli kepada sesama.
Walau sebagai owner, gaya Bang Ramon yang terjun secara langsung melihat kondisi lapangan yang setiap hari dilalui oleh para tim, menjadi contoh baik bagi mitra-mitra lain.

Bagi #JNE34Tahun Bang Ramon bukan sekadar mitra. Ia adalah contoh nyata #JNEInspirasiTanpaBatas
bahwa mitra yang baik bukan hanya pelaksana SOP. Tetapi, juga pelaku perubahan di masyarakat.

Itu terbukti saat Bang Ramon bergabung dengan Kick Andy Foundation, mengantar kaki palsu gratis bagi para penyintas amputasi. Bukan karena disuruh. Bukan karena pencitraan. Tapi karena ia tahu persis rasa kehilangan, dan apa artinya kembali berdiri.

“Saya ‘hidup lagi’ waktu dapat kaki palsu. Mungkin sekarang giliran saya bantu orang lain hidup lagi juga,” kata Bang Ramon.

Kaki terhempas dan terampas, namun tidak gairah hidupnya. Itulah kenapa, semangat timnya tetap hidup. Dari dua orang kini menjadi 14 karyawan. Mereka tumbuh bersama, menghidupi keluarga masing-masing dari bisnis yang dibangun dengan ketulusan hati.

Bang Ramon memang punya keterbatasan fisik, tapi semangatnya dalam melayani justru melesat sat set melampaui batas itu sendiri. (gusti)

Artikel ini diikutsertakan untuk
#JNEContentCompetition2025

Related Posts

Wali Kota Ajak Pedagang Pasar “Melek Digital”, PUD Pasar & Gojek Kolaborasi Gelar Pelatihan Daring
Medan

Wali Kota Ajak Pedagang Pasar “Melek Digital”, PUD Pasar & Gojek Kolaborasi Gelar Pelatihan Daring

Selasa, 26 Agustus 2025
Wali Kota Medan Apresiasi Revitalisasi Halte MPP, Mudahkan Akses Masyarakat
Medan

Wali Kota Medan Apresiasi Revitalisasi Halte MPP, Mudahkan Akses Masyarakat

Selasa, 26 Agustus 2025
BTN Siap Layani Transaksi Perbankan 6,5 Juta Jemaat HKBP
Medan

BTN Siap Layani Transaksi Perbankan 6,5 Juta Jemaat HKBP

Selasa, 26 Agustus 2025
Medan Siap jadi Tuan Rumah Rakernas PHRI 2026, Rico Waas: Momentum Tunjukkan Potensi dan Dorong Investasi
Medan

Medan Siap jadi Tuan Rumah Rakernas PHRI 2026, Rico Waas: Momentum Tunjukkan Potensi dan Dorong Investasi

Senin, 25 Agustus 2025
Grup Empat Saudara Juarai Turnamen Trup Karang Sari Cup 2025
Medan

Grup Empat Saudara Juarai Turnamen Trup Karang Sari Cup 2025

Senin, 25 Agustus 2025
Serius Tangani Hama Lalat Buah, Gubernur Tekankan 3 Hal
Medan

Serius Tangani Hama Lalat Buah, Gubernur Tekankan 3 Hal

Senin, 25 Agustus 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Promo UMKM Gratis

Warta Populer

  • Lantik 2 Pejabat Eselon II, Bobby Ingatkan Jangan Korupsi

    Lantik 2 Pejabat Eselon II, Bobby Ingatkan Jangan Korupsi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kader Muda Golkar Tolak Munaslub dan Waspadai Bisikan Sesat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pelayanan Karantina Ayam Ditutup, Peternak Sumut Menjerit

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pacar Aldi, Korban Pembacokan Begal di Lahan Garapan Desa Sampali Diduga Ikut Terlibat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kades Gunung Berkat Simpan Sabu, Status Masih Saksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Pewarta.co
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Cyber

Copyright © 2025 Pewarta.Co All Right Reserved | PT. Zaki Angkasa Hamdani

No Result
View All Result
  • Home
  • Medan
  • Politik
  • Sumut
    • Asahan
    • Tapanuli Utara
    • Batubara
  • RIAU
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Sport
  • Selebrity
  • Pendidikan
  • Polisi Kita

Copyright © 2025 Pewarta.Co All Right Reserved | PT. Zaki Angkasa Hamdani