Medan (pewarta.co) – Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut) menyampaikan diseminasi hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023 (ST2023) tahap I.
“Petani di Sumut masih didominasi generasi X, yaitu yang berusia 43-58 tahun, sebanyak 42 persen,” sebut Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin ketika menyampaikan hasil pencacahan lengkap ST2023 Tahap-I di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Rabu (20/12/2023).
Hadir di acara itu Statistisi Ahli Utama Misfarudin, Statistisi Ahli Madya Masta Juita Gurning, Muhammad Dani Iskandar, Prakom Ahli Madya Fadjar Wahyu Tridjono dan Joel Roy Perangin Angin.
Nurul Hasanudin menyebut, petani yang mendominasi di Sumut itu diikuti generasi milenial (berusia 27-42 tahun: 29,50%), baby boomer (59-77 tahun: 24,87%), generasi Z (11-26 tahun: 2,07%) dan pre boomer (lebih dari 78 tahun: 1,56%).
Dalam kesempatan itu, juga disampaikan bahwa jumlah usaha pertanian hasil ST2023 sebanyak 1.517.141 unit, turun sebesar 11,25 persen dibanding tahun 2013 yang sebanyak 1.709.546 unit.
Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) tercatat sebanyak 1.516.399 unit, turun 11,26% dari tahun 2013 yang sebanyak 1.708.766 unit. Kemudian, jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 435 unit, naik 1,16% dari tahun 2013 yang sebanyak 430 unit serta jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) tahun 2023 sebanyak 307 unit, turun 12,29% dari tahun 2013 yang sebanyak 350 unit.
Dijelaskannya, UTP mendominasi usaha pertanian di semua subsektor, dimana UTP terbanyak terdapat di subsektor perkebunan yakni mencapai 811,06 ribu unit usaha. Sementara, UPB terbanyak terdapat di subsektor perkebunan, yakni mencapai 336 unit usaha serta UTL terbanyak juga terdapat di subsektor perkebunan, yakni mencapai 157 unit usaha.
UTP paling banyak terdapat di Kabupaten Langkat sebanyak 151.709 unit atau mencakup 10,00% dari total UTP di Sumut. UTP paling sedikit terdapat di Kota Tebingtinggi sebanyak 3.164 unit atau mencakup 0,21% dari total UTP di Sumut. Lalu, jumlah UTP urban farming di Sumut tercatat sebanyak 494 unit.
Sedangkan UTP urban farming paling banyak terdapat di Kota Binjai sebanyak 137 unit atau mencakup 27,73 persen dari total urban farming di Sumut. Sementara itu, UTP urban farming paling sedikit terdapat di Kota Padangsidimpuan, Gunungsitoli, Sibolga, Tebingtinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Toba, Batubara, Labuhan Batu Selatan, dan Nias Utara.
“Jadi, di tahap I ini baru sebagian data yang kita sajikan,” ujarnya.
Ia merinci, ada 8 indikator yakni Usaha Pertanian dan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP), demografi pengelola usaha pertanian, lahan yang dikuasai, gurem, petani milenial, urban farming, serta penggunaan pupuk dan komoditas.
Ia mengungkapkan, data lengkap dan rinci lainnya akan didiseminasikan pada hasil pencacahan lengkap
ST2023 tahap II pada 15 April 2024. (gusti/red)