Medan (Pewarta.co) – Teknologi maju berbasis digital telah memicu disrupsi model bisnis di berbagai sektor industri, tak terkecuali sektor energi.
Transformasi digital diharapkan mampu mendorong sektor energi menciptakan kontribusi yang konsisten terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Sukses transformasi digital di sektor ini tak lepas dari pemanfaatan solusi-solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan di sektor ini. Transformasi tersebut membawa perubahan besar dalam proses-proses produksi, transmisi, hingga konsumsi energi.
“Transformasi digital membawa dampak yang luar biasa di sektor energi, terutama dalam mendukung peningkatan efisiensi operasional, pemangkasan biaya, peningkatan keselamatan kerja, pengolahan data hingga menghadapi ancaman serangan siber terhadap perusahaan di sektor yang tergolong sebagai salah satu infrastruktur vital di suatu negara,” tutur Victor Lapian, Huawei Asia Pacific ICT Solution CTO, Kamis (9/11/2023).
Victor menyampaikan hal itu dalam seminar bertajuk “Transformasi Digital di Sektor Energi – Peluang dan Tantangan” digelar organisasi nirlaba Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI) yang didukung Huawei dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Ia mengingatkan, peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman serangan siber menjadi semakin dibutuhkan seiring proses digitalisasi di sektor energi.
Berlandaskan pada situasi ini, Huawei berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sektor energi. Kolaborasi itu guna menghadirkan sistem keamanan digital yang mampu mengantisipasi ancaman serangan siber.
Huawei menyadari pentingnya sistem keamanan siber dan memahami kekhawatiran dari sejumlah lembaga pemerintahan dan pelaku industri energi.
“Namun, kami tidak dapat bergerak sendiri. Untuk itu, Huawei siap bekerjasama dengan lembaga pemerintah, pelaku industri, akademisi dan mitra lain yang dapat berkontribusi dalam mengantisipasi ancaman serangan siber,” ungkap Victor.
Victor menjelaskan, ini merupakan bagian dari komitmen Huawei terhadap penciptaan ruang digital yang aman dan nyaman di Indonesia.
Direktur Keamanan Siber dan Sandi Energi dan Sumber Daya Alam BSSN Holmi Noviana menambahkan, peningkatan kewaspadaan terhadap aspek keamanan siber menjadi tanggung jawab bersama para stakeholder.
“Ini terutama dalam mendukung transformasi digital dan perlindungan informasi vital di sektor energi,” ujarnya.
Menurutnya, pengalaman dan solusi TIK Huawei dapat membantu pelaku sektor energi memperkuat sistem keamanan sibernya.
Sementara itu, Pendiri dan Ketua PJCI Eddie Widiono menyebut seminar ini telah berhasil memantapkan kesamaan pandangan mengenai perlunya kolaborasi erat di antara para stakeholder guna memperluas jangkauan dan menjamin inklusivitas di sektor energi.
”Seminar ini juga sukses memperdalam pemahaman mengenai implementasi teknologi digital serta aspek proteksi terhadap serangan siber,” ucapnya.
Ia meyakini teknologi maju yang dikembangkan Huawei dapat digunakan sebagai salah satu pilar penyangga dalam upaya mengakselerasi digitalisasi sektor energi yang memberikan nilai tambah pada pengamanan dan keberlangsungan ekonomi digital.
Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) menjelaskan, ekonomi digital melibatkan berbagai macam sektor industri yang memberikan peran dan kedalaman peran yang berbeda-beda.
“Sektor energi menjadi salah satu pilar penopang ekonomi digital yang sama pentingnya dengan pelaku industri TIK seperti Huawei dan lainnya dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan produktif,” katanya.
Hingga akhir Semester I/2023, rasio elektrifikasi di Indonesia telah mencapai 99,72 persen, melonjak tajam dari posisi 2015 sebesar 88,3 persen.
Digitalisasi di sektor energi akan medukung upaya pemerintah melakukan pemerataan akses listrik di seluruh Indonesia, dengan menciptakan efisiensi, efektivitas kinerja, serta kemampuan antisipasi terhadap ancaman serangan siber di sektor energi. (gusti)