Labura (Pewarta.co) – 46 TKI dari Malaysia yang terdampar di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), mengaku di kutip uang sebesar seratus lima puluh ribu rupiah (Rp. 150.000,00).
Andre (36) asal Desa Mautina Barat, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, Provinsi NTT, yang mengaku dia ada memberi uang Rp150.000 saat berada di RPS (Rumah Persinggahan Sosial) milik Dinas Sosial Kabupaten Labura.
“Kami ada diminta uang seratus lima puluh ribu rupiah bang, katanya untuk biaya transportasi, tapi untuk biaya makan kami tidak ada dikutip,” Jelas Andre.
Namun untuk biaya makan mereka tidak ada dikutip, hanya biaya transportasi sebesar seratus lima puluh ribu rupiah sesuai keterangan dari beberapa TKI yang saat itu sedang berada di Polsek Kualuh Hulu Kabupaten Labura, Selasa (20/6) guna menunggu dipulangkan.
Kepala Dinas Sosial Jhon Ferry SSTP MM saat di konfirmasi Pewarta.co melalui WhatsApp (WA), Rabu (21/6) terkait adanya pengakuan dari TKI tentang pengutipan ini, menjawab.
“Bah mana tau saya itu, siapa yang kutip,tanya sama siapa yang lakukan pungli?,” jawab Kadis Sosial dari WhatsApp.
Saat Pewarta.co menggantakan mereka mengaku saat berada di RPS milik Dinas Sosial memberi uang tersebut, Jhon Fery menjawab.
“Nanti saya cek,” balasnya.
Setelah Kadis Sosial melihat video pengakuan Andre yang mengaku dikutip seratus lima puluh guna biaya transportasi.
Jhon Fery mengatakan.
“Itu masalah transportasi katanya, coba tanya ke Disnaker siapa oknum yg mengutip itu,” jawabnya.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Dan Perindustrian Kabupaten Labura H Rojali Sagala saat di konfirmasi, Kamis (22/6), mengatakan uang tersebut telah dipulangkan kembali ke para TKI tersebut, karena kepulangan mereka secara mandiri.
Saat itu ada pengutipan untuk biaya transportasi setelah ada kesempatan dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
“Itu kemarin kesempatan sama BP2MI bang, saat mereka (BP2MI) menanyakan gimana cara memulangkan mereka ini, akhirnya disepakati dikutip bang, namun telah dipulangkan kembali bang, karena kepulangan mereka secara mandiri,” terang Rojali.
(BJS/RED)