Deliserdang (Pewarta.co) – Pengendalian inflasi di Sumatera Utara (Sumut) yang kini tercatat 5,62%, terus menjadi perhatian Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
Selain rutin melakukan operasi pasar, menurutnya gelaran pasar murah merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan gejolak harga komoditas di pasaran.
Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat meninjau Bazar dan Pasar Murah yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut di Lapangan Astaka Jalan Williem Iskandar, Deliserdang, Sabtu (20/8/2022).
Hadir di antaranya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aspan Sofian, Kepala Dinas Perkebunan Lies Handayani Siregar, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Suherman dan Kepala Biro Perekonomian Naslindo Sirait.
“Bukan berarti dengan ini (pasar murah) selesai masalah. Namun dengan sasaran yang tepat, pasar murah seperti ini juga akan turut membantu mengendalikan gejolak harga di pasaran,” ujar Edy Rahmayadi.
Menurut Edy, peningkatan inflasi yang terjadi saat ini bukan hanya persoalan penawaran maupun permintaan komoiditas di pasar. Namun lebih kepada akibat kondisi ekonomi global yang sedang tidak baik. Sehingga kegiatan operasi pasar perlu didukung dengan kegiatan pasar murah yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Memang kegiatan yang paling bagus itu operasi pasar. Tapi persoalan kali ini bukan hanya soal ‘supply demand’, namun karena kondisi ekonomi global. Jadi kegiatan seperti ini perlu juga kita lakukan. Agar masyarakat yang membutuhkan dapat terbantu,” kata Edy Rahmayadi.
Terdapat 70 stand meramaikan Gelaran Bazar dan Pasar Murah Pemprov Sumut yang bekerja sama dengan BUMN tersebut. Tidak hanya menjual produk sembako, juga terlihat beragam produk unggulan seperti kuliner, fashion, handy craft dan yang lainnya.
Pada bazar dan pasar murah ini cabai merah dengan harga pasar Rp93.777/kg dijual seharga Rp65.000-Rp70.000/kg. Bawang merah lokal dengan harga pasar Rp29.055/kg dijual seharga Rp24.000/kg. Telur ayam ras dengan harga pasar Rp25.600/kg dijual seharga Rp23.500/kg.
Kemudian, minyak goreng premium dengan harga pasar Rp22.600/liter dijual seharga Rp20.000. Gula putih dengan harga pasar Rp13.500/kg dijual seharga Rp12.500/kg. Beras premium dengan harga pasar Rp12.500/kg dijual seharga Rp12.000. Tepung terigu dengan harga pasar Rp13.000/kg dijual Rp11.500/kg. Demikian pula beras medium dengan harga pasar Rp11.250/kg dijual Rp10.000/kg.
Ratusan pengunjung yang didominasi para ibu rumah tangga terlihat memenuhi stand yang menjual produk sembako. Di antaranya Dameriana, warga Jalan Tempuling yang membeli cabai merah, beras, gula dan minyak goreng. Demikian pula Rahma, warga Jalan Gurilla yang membeli cabai merah, bawang merah, gula pasir dan produk kuliner lainnya.
Rahma mengaku bazar dan pasar murah ini sangat membantunya dan berharap rutin digelar. Mengingat harga bahan pangan yang menurutnya sedang tidak stabil. “Sekarang harga-harga gak nentu, khususnya untuk keperluan dapur. Maunya acara pasar murah seperti ini sering ada. Jadi kami bisa terbantu,” kata Rahma.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aspan Sofian menjelaskan, bazar dan pasar murah kali ini merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan Pemprov Sumut dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan RI.
Selain itu, menurut Aspan, kegiatan bazar dan pasar murah tersebut diharapkan juga berdampak pada upaya pengendalian inflasi yang menjadi konsern Gubernur saat ini. Terutama untuk menjamin harga komoditas yang diperoleh masyarakat.
“Seperti yang disampaikan Bapak Gubernur, bazar dan pasar murah ini diharapkan dapat membantu mengendalikan inflasi. Sehingga tidak terjadi fluktuasi harga yang signifikan dan mempengaruhi kondisi perekonomian kita di daerah,” jelas Aspan.
Untuk itu, Aspan menambahkan, gelaran serupa akan rutin dilakukan, terutama saat menyambut hari besar keagamaan dan saat terjadi gejolak harga di pasaran. “Bazar dan pasar murah secara periodik juga akan tetap kita laksanakan di beberapa daerah. Khususnya dalam rangka menyambut hari-hari besar keagamaan, di samping apabila terjadi gejolak kenaikan harga komoditas,” katanya. (ril)