Medan (Pewarta.co) – Meskipun aparat Kepolisian sudah melakukan tindakan tegas dan ada yang tewas pelaku kejahatan jalanan (begal), namun aksi perampokan tetap juga terjadi di Kota Medan.
Apa sebab dan musababnya ini terjadi. Apakah faktor dari tidak ada pekerjaan, mungkin masalah ekonomi dan hanya untuk iseng aja.
Umumnya kenekatan pelaku kejahatan saat melakukan aksinya justru dipacu dengan narkoba jenis sabu-sabu. Hal tersebut diketahui setelah para pelaku kejahatan ditangkap aparat kepolisian.
Seharusnya pihak pemerintah dalam hal ini Pemprovsu dan Pemko Medan harus terlibat mengatasinya.
Perampokan terjadi di Jalan Putri Hijau tepatnya di depan kantor Pertamina.
Seorang wanita bernama Tri Kusumawati (47), Sabtu (14/10/2017) datang ke Polsek Medan Barat untuk melaporkan kejadian penjambretan yang dialaminya.
Dalam keterangannya yang tertuang dalam No LP /314/X/2017/SPKT/Polrestabes Medan/Sek Medan Barat disebutkan korban dijambret ketika melintas di Jalan Putri Hijau, Jumat (13/10/2017) malam persisnya di depan Kantor Pertamina dan mengalami kerugian berupa tas ransel yang berisi uang Rp1,3 juta, dan dokumen penting lainnya yang dijambret pelaku.
“Jalan Putri Hijau sampai Jalan Kl Yos Sudarso malam hari rawan, gelap dan sepi,” kata Iqbal (32) salah seorang pedagang seputaran Jalan Jl Putri Hijau.
Kondisi gelap dan sepi, lanjutnya, benar-benar dimanfaatkan pelaku untuk beraksi melakukan penjambretan.
Warga sebenarnya sudah trauma dan berharap polisi bersiaga di seputaran titik rawan tersebut.
“Keberadaan petugas kemungkinan membuat pelaku takut, kalau tak nampak, itu yang membuat jambret ini bebas beraksi,” tandasnya.(red)