Medan (pewarta.co) – Hoax dan prostitusi online adalah sangat membahayakan karena dapat merusak harmonisasi sosial dan pencegahannya adalah dengan penegakan hukum yang harus dilakukan.
Demikian dikatakan Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dr Dadang Hartanto SH SIK MSi yang menjadi narasumber dalam dialog tentang hoax dan prostitusi online di Studio i-News TV di Jln Intertip No.1 Komplek Wartawan, Medan, Rabu (16/1/2019).
Selain dihadiri Kapolrestabes Medan, dialog tersebut juga dihadiri Pakar Media Sosial Dr Hasan Sazali dan dari Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) Azmiati Zuliah SH MH.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Dadang Hartanto,SH,SIK,MSi Mengatakan bahwa hoax dan prostitusi online harus dicegah.
“Hoax dan prostitusi online harus dicegah dan masyarakat dibangun kesadarannya untuk tidak terpengaruh dengan berita hoax dan prostitusi secara online yang terakhir ini begitu marak hingga melibatkan sejumlah artis,” kata Kombes Pol Dadang.
Oleh karena itu, lanjut mantan Koorspripim Kapolri ini, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu padu mengatasi berita hoax dan prostitusi online.
“Masyarakat harus mengerti dan sadar begitu ngerinya berita hoax dan prostitusi secara online. Polri menurunkan personel untuk melakukan sentuhan kepada masyarakat dan berikan pencerahan sehingga masyarakat mengerti apa itu berita hoax dan prostitusi online. Mari kita lawan hoax dan prostitusi online ini,” ajak Kombes Pol Dadang.
Dijelaskan mantan Kapolres Cianjur ini, pihaknya mempunyai program 1092 yaitu untuk melapis kegiatan kepolisian yang bersifat preemtif. Ini adalah menjadikan mindset masyarakatuntuk sadar dan patuh akan hukum.
“Program 1092 ini membuat masyarakat senang dan mereka sampaikan keluhan-keluhannya langsung kepada kami seperti masalah banjir, narkoba, dll. Mendengar keluhan masyarakat kami turun langsung dan menyelesaikannya.
Saya mengajak masyarakat harus cerdas, sharing dulu berita dan gunakan media sosial dengan positif.
“Dalam pesta demokrasi ini ada tiga dinamika yang meningkat dan yang perlu diwaspadai, yaitu berita hoax, isu sara dan ujaran kebencian,” kata peserta terbaik Dikreg Sespimti Polri ke-26 Tahun 2017 ini.
Untuk mengcover ke wilayah yang tidak tersentuh, Polrestabes Medan menurunkan para perwiranya di lapangan.
“Saya turunkan para perwira untuk mengcover ke wilayah yang tidak tersentuh. Ini dilakukan guna bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat, agar tidak mudah percaya tentang berita hoax. Karena kalau ini dibiarkan mereka saling bermusuhan dan terjadilah perpecahan di antara sesama. Mari kita sambut dengan seyum pesta demokrasi ini,” tandas peraih terbaik Naskah Strategi Perorangan (Nastrap) Polri Tahun 2017 ini. (Dedi/red)