Sampai saat ini virus corona (Covid-19) yang menyebar di Indonesia ternyata belum teridentifikasi tipe virus itu, hal ini dikarenakan para peneliti masih terus bekerja. Berdasarkan hal itu Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumatera Utara (Sumut) kemudian meminta masyarakat untuk tetap waspada.
Hal ini sangat berkaitan juga dengan upaya menemukan vaksin yang tepat untuk tipe virus Corona yang menyebar di Indonesia. Untuk itu, pemerintah kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tinggal di rumah adalah jawaban yang paling benar serta paling baik, sembari menunggu para peneliti dan para ahli menemukan vaksin tersebut.
Di Sumut, perkembangan terakhir (Kamis, 14 Mei 2020) data orang yang terpapar Covid-19 di antaranya orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 587 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 184 orang, pasien positif berjumlah 202 orang, pasien sembuh 53 orang dan pasien yang meninggal dunia 24 orang.
Untuk memutuskan rantai penularan di bulan Ramadan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menganjurkan pelaksanaan tarawih dan tadarus sebaiknya dilakukan di rumah.
Fakta baru, pasien positif Covid-19 yang sudah sembuh bisa saja kembali terinfeksi dan dinyatakan positif, atau yang disebut juga dengan reinfeksi atau reaktivasi. Masyarakat tidak perlu panik, namun diimbau tetap waspada.
Meskipun langka, ada beberapa kemungkinan penyebab reinfeksi. Kemungkinan pertama, hasil negatif “palsu” tes swab yang berasal dari pengambilan spesimen sampel lendir yang kurang cukup ataupun hasil positif “palsu” yang berasal dari spesimen yang mengandung virus tidak aktif.
Kemungkinan kedua, virus yang masih tersisa dalam pasien sembuh aktif kembali. Hal ini bisa terjadi karena pertahanan tubuh pasien yang masih lemah, sehingga virus bisa memperbanyak diri kembali. Bila ini terjadi, biasanya gejala yang ditimbulkan jauh lebih ringan dan transmisi orang ke orang kemungkinan kecil terjadinya.
Lebih lanjut dalam upaya percepatan penanganan pandemi Covid-19 di daerah ini, sebagai Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 pertama di Sumut, Laboratorium Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) Medan berperan penting. Hingga saat ini sudah 541 orang yang diperiksa.
Sejak awal hingga kini, Lab RS USU sudah memeriksa 541 sampel atau specimen yang tersebar di seluruh daerah di Sumut. Dalam keadaan normal, pihak RS bisa melakukan pemeriksaan hingga 96 sampel per hari. Dengan catatan hingga kini, jumlah pasien yang dinyatakan positif dari sini sebanyak 50-an orang.
RS USU juga membuka (diri) bagi pasien atau warga yang mencurigai dirinya terkena Covid-19 ini untuk datang. Nanti ada tim khusus yang bertugas untuk men-screening, akan ada wawancara di awal, apakah ada keluhan, riwayat kontak. Kemudian dari situ dapat pemilahan apakah pasien masuk dalam kriteria ODP, PDP, OTG atau bahkan kontak erat.
Dari sinilah kemudian, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah mengajak terutama dari kelompok milenial Sumut membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19. Selain itu, dia juga berharap agar kaum milenial tergerak hatinya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan di sekelilingnya.
Pemerintah Provinsi Pemprov Sumut melalui Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah sudah menyiapkan bantuan sembako untuk 1.321.426 kepala keluarga yang terdampak Covid-19 di 33 kabupaten/kota. Bantuan ini sudah mulai didistribusikan ke daerah-daerah di Sumut.
Terkait masalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Wagub menjelaskan butuh pertimbangan besar dalam penerapan PSBB karena akan berimbas besar kepada masyarakat Sumut. Selain itu juga ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi daerah dan butuh dana yang besar. Artinya banyak yang menjadi pertimbangan, dari menyiapkan kebutuhan pangan masyarakat, kebutuhan petugas-petugas di daerah. Apakah kita mampu untuk itu, apakah masyarakat kita akan patuh? Dan kita juga punya 33 kabupaten kota yang otonom, memiliki DPRD sendiri. Kita tentu tidak ingin bila memang diterapkan PSBB di Sumut hanya istilah saja, tetapi tidak diterapkan dengan baik dan benar baik itu masyarakat atau juga pemerintahnya.
Dikesempatan terpisah, Wagub juga mengajak seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumut ikut serta dalam melakukan penanganan Coronavirus Disease (Covid-19) di Sumut.
Terpenting dalam penanganan Covid-19 ini dilapangan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sumut bekerja dari pagi, siang hingga malam dalam menegakkan kebijakan Pemprovsu itu.
Guna memastikan penanganan pasien terkena virus itu di rumah sakit (RS) rujukan, Gubernur Edy Rahmayadi kemudian meninjau kondisi pasien dan petugas kesehatan di RS Martha Friska Medan, Selasa (5/5/2020). Kedatangannya disambut hangat para dokter dan perawat serta tenaga kesehatan lain.
Meskipun tidak dibenarkan bertemu langsung, Gubernur menceritakan bagaimana ia bisa menjalin komunikasi hingga dirasakan sedekat mungkin dengan warga yang dirawat di RS tersebut. Karena itu, dirinya melakukan sambungan telepon sambil melihat keadaan di dalam ruangan pasien melalui CCTV.
Edy juga menyinggung soal adanya kabar miring tentang petugas kesehatan yang ditelantarkan atau tidak diurus Pemprov Sumut atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Menurutnya isu itu sangat kurang baik, mengingat selain upaya terus dilakukan semua pihak guna menuntaskan wabah ini, tenaga kesehatan juga tetap bersemangat merawat pasien.
Sedangkan ditanya tentang bagaimana kekhawatiran dirinya saat akan masuk ke dalam gedung RS Martha Friska, Edy mengakui hal itu. Namun baginya, semua yang bertugas adalah anak-anaknya, rakyat Sumut yang sama sekali tak terlihat rasa takut bagi mereka untuk mengabdi sebagai benteng terakhir melawan Covid-19.
Untuk bantuan, Pemprov Sumut menyalurkan berbagai program Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk masyarakat yang terdampak Covid-19. Antara lain, bantuan sembako atau non tunai, bantuan sosial tunai, program keluarga harapan, bantuan pangan non tunai, kartu prakerja hingga gratis rekening air minum dari PDAM Tirtanadi.
Untuk bantuan sembako akan disalurkan kepada 1.321.426 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 33 kabupaten/kota di Sumut. Bantuan sosial tersebut bersumber dari refocusing anggaran APBD Pemprov Sumut sebesar Rp300 miliar. Untuk jumlah penerima bantuan sesuai arahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ditetapkan berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) kabupaten/kota dan telah disepakati dalam rapat tersebut.
Bantuan sembako berupa beras, gula, minyak makan dan mi instan tersebut didistribusikan melalui 9 kluster/kawasan, yaitu Mebidang dan sekitarnya (Medan, Binjai, Deliserdang, Langkat), Kawasan Danau Toba (Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Samosir), Dataran Tinggi_1 (Pematangsiantar, Simalungun, Serdang Bedagai), Dataran Tinggi_2 (Karo, Pakpak Bharat, Dairi), Pantai Timur (Asahan, Batubara, Tanjungbalai, Tebing Tinggi), Pantai Timur Selatan (Labuhan Batu, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan), Tabagsel (Mandailing Natal, Padangsidimpuan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara), Pantai Barat (Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Selatan), Kepulauan Nias (Gunungsitoli, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat).
Selain itu ada juga bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) diberikan kepada 408.321 KK selama tiga bulan (April-Juni 2020), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) diberikan kepada 737.625 KK, Bantuan Sosial Tunai diberikan kepada 662.769 KK selama 3 bulan (April-Juni 2020), Kartu Prakerja diberikan kepada 183.904 orang selama 4 bulan, dan gratis rekening air minum dari PDAM Tirtanadi untuk seluruh pelanggan kategori Rumah Tangga 1 (RT1) selama 3 bulan (Mei-Juli 2020). Ada juga pogram peningkatan kapasistas koperasi dan UMKM serta lembaga mikro lainnya dalam bentuk insentif dan modal usaha serta bantuan langsung tunai dana desa yang diberikan kepada lebih dari 671.533 KK penerima manfaat.
Untuk diketahui, penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) semakin cepat. Saat ini sebanyak 12 kabupaten/kota di Sumut telah terpapar. Di mana sebaran terbanyak berada di Medan sebanyak 86 orang dan Deliserdang sebanyak 11 orang. Untuk itu, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut mengimbau dan menekankan kembali agar masyarakat meminimalisir mobilitas.
Apalagi saat Ramadan dan jelang Lebaran nanti. Jangan mudik, silaturahmi tetap bisa kita lakukan lewat alat komunikasi. Dengan mengurangi mobilitas penting lantaran ruang gerak untuk virus ini berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya menjadi kecil.
Apresiasi disampaikan GTPP Covid-19 Sumut kepada Pemko Medan yang sejak tanggal 1 Mei 2020, menerapkan karantina penanganan Covid-19 dengan sistem cluster isolation. Semoga menekan penyebaran, sekaligus langkah ini menjadi role model bagi kabupaten/kota lainnya untuk cepat mengantisipasi penyebaran virus. (Charles)