Medan (pewarta.co) – Setiap sebulan sekali Universitas Medan Area (UMA) mengadakan zikir yang dirangkai dengan salat tahajud dan doa bersama. Kali ini zikir digelar bertepatan menjelang akhir tahun, Jumat (21/12/2018) malam hingga Sabtu (22/12/2018) dini hari di Masjid At Taqwa Kampus I Jalan Kolam, Medan Estate.
“Sebelum mahasiswa liburan, UMA mengajak berzikir supaya hati tentram dan tidak hura-hura menyambut tahun baru. Generasi muda kerap mengalami serangan budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Islam, khususnya dalam menyambut malam pergantian tahun baru,” kata Ketua Pusat Islam UMA H Ismet Yunus LMP SDE pada acara zikir civitas akademika kampus itu bersama Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim (YPHAS) .
Zikir diawali dengan sholat isya berjamaah itu menghadirkan penceramah Dr H Akmal Azhari Tarigan M.Ag untuk menyampaikan tausiyah.
Didampingi Humas UMA Ir Asmah Indrawaty MP, Ismet menegaskan dengan rutinnya kegiatan itu dilaksanakan menunjukkan zikir sudah menjadi budaya religius di kampus UMA.
“Zikir bermanfaat menenangkan hati. Kalau hati tenang maka pikiran pun akan cerah yang akan melahirkan ide cemerlang. Mahasiswa yang membiasakan berzikir akan dapat menjalankan perkuliahan dengan baik,” tuturnya.
Menurutnya untuk mengamalkan zikir dalam kehidupan sehari-hari perlu kebiasaan. Ismet mengungkapkan, dalam berzikir itu terdapat proses memproduksi hormon-hormon ketenangan. Oleh sebab itu, kata Ismet, orang yang terbiasa melakukan zikir tidak akan gelisah dalam menghadapi persoalan hidup.
“Inilah yang hendak kita pesankan kepada mahasiswa UMA agar mampu menangkal kecemasan diri melalui zikir,” ujarnya.
Sementara itu penceramah Dr H Akmal Azhari Tarigan M.Ag dalam tausiyahnya juga menyebutkan zikir menentramkan qalbu.
Konteks qalbu, kata Akmal Azhari, terdapat 24 ayat yang menjelaskan qalbu menampung perasaan takut gelisah, harapan, dan ketenangan. Dan, terdapat 10 ayat yang menjelaskan bahwa qalbu menyimpan sifat-sifat keteguhan hati, kesucian, kekerasan, sifat sombong, dan mampu berzikir.
“Berzikirlah kepada Allah, insyaalah qalbumu akan tenang. Zikir itu terapi jiwa,” ujarnya.
Dekan fakultas kesehatan masyarakat UINSU ini menyebutkan, zikir itu meliputi zikir qauli/zahri (bersuara) dan zikir qalbi/sirri (tidak ada suaranya) dengan memusatkan pandangannya di qalbunya.
“Zikir zahri ini sering kita ucapkan dengan kata-kata Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahailallah, Wallahu Akbar,” katanya.
Sedangkan zikir afirmasi, kata Akmal Azhari, mengembangkan sikap berbaik sangka kepada Allah, sehingga apa yang dialami dianggap hal positif. Sementara itu zikir ruhi merupakan zikir tingkat tinggi, karena berdasarkan Min Allah, Li Allah, Bi Allah.
“Dari Allah, untuk Allah, bersama Allah, Menuju Allah. Ini yang paling berat. Menyadari apa yang ada pada dirinya bersumber dari Allah. Apapun yang kita lakukan sebenarnya menuju ke tempat persinggahan yang terakhir,” sebutnya.
Diingatkannya, orang yang mengamalkan zikir dalam hidupnya, akan beroleh banyak manfaat. Untuk itu dia mengajak mahasiswa UMA mulai membiasakan diri untuk senantiasa berzikir kepada Allah.
“Jiwa akan tenang, hidup terpelihara karena menyerahkan seluruh hidup kepada Allah. Mulailah berzikir, dan biasakanlah. Sebab, akan banyak pertolongan dari Allah,” pungkasnya.
Secara terpisah, Ketua YPHAS Drs M Erwin Siregar MBA menyatakan apresiatif dengan zikir, shalat tahajud dan doa bersama yang rutin digelar. Dia menilai kegiatan tersebut bermanfaat untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Selain dihadiri sejumlah wakil rektor, dekan, pengurus yayasan dan civitas akademika perguruan tinggi tersebut, kegiatan zikir juga dihadiri mantan Rektor UMA Prof Dr H A Ya’kub Matondang MA yang kini mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI. (gusti/red)